Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

La Liga dan Potret Muram Sebuah Hegemoni

11 Februari 2024   14:33 Diperbarui: 11 Februari 2024   14:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara soal La Liga Spanyol, satu hal yang terlihat mencolok darinya adalah hegemoni Real Madrid dan Barcelona, dua tim tersukses sekaligus jagoan utama Spanyol di tingkat Eropa.

Dengan sederet prestasi dan sejarah panjang, ditambah popularitas global kedua tim, keduanya berhasil menciptakan daya tarik tersendiri. Alhasil, partai El Clasico biasa menjadi salah satu "dagangan utama" La Liga.

Masalahnya, akibat dominasi kedua tim yang lumayan mencolok di dalam negeri, tercipta sebuah duopoli yang membuat mereka terlihat superior. Alhasil, kompetisi domestik negeri Matador terlihat seperti "liga sepiring berdua", karena kedua tim selalu jadi kandidat juara terdepan.

Kalaupun ada tim lain yang bisa menggondol trofi juara liga, biasanya tim itu punya sesuatu yang istimewa. Entah dari talenta pemain, kejeniusan taktik pelatih, atau kombinasi keduanya, tim kejutan ini biasanya muncul sebagai lawan yang bisa memberi efek kejut mematikan.

Kehadiran tim kejutan sendiri merupakan satu dinamika umum dalam kompetisi olahraga kolektif seperti sepak bola. Sayang, tidak banyak tim kejutan yang bisa awet bersaing, sehingga eksistensi tim kejutan di La Liga terkesan timbul tenggelam.

Terbukti, Deportivo La Coruna yang pernah menggebrak di awal tahun 2000-an kini terdampar di kasta bawah Liga Spanyol. Valencia, yang juga pernah 2 kali juara liga di era 2000-an juga belakangan cukup sering berkutat di papan tengah Liga Spanyol.

Kalaupun ada tim "batu sandungan" yang lebih konsisten, itu baru muncul sedekade terakhir, ketika kejeniusan taktik pelatih Diego Simeone mampu membuat Atletico Madrid menjadi lawan alot buat Real Madrid dan Barcelona.

Di bawah arahan El Cholo, Atleti antara lain mampu meraih dua titel La Liga dan satu gelar Copa Del Rey. Tapi, rival sekota Real Madrid ini baru sebatas menjadi "orang ketiga" dengan siklus naik-turun cukup rumit, karena kerap bongkar pasang tim, demi menjaga kondisi keuangan klub tetap sehat.

Alhasil, nuansa dominasi duo Clasico terlihat seperti sebuah hegemoni yang susah diganggu. Duopoli ini belakangan hanya tinggal menyisakan Real Madrid sebagai "raja terakhir", khususnya sejak kondisi keuangan mulai Barcelona bermasalah saat masa pandemi.

Meski sempat juara liga musim 2022-2023, krisis keuangan kronis telah membuat Barcelona terlihat ompong. Tak ada lagi bintang mahal kualitas kelas satu yang datang ke Catalan, karena klub masih harus berjibaku mengatur anggaran gaji.

Secercah harapan sempat muncul, ketika Girona menciptakan kejutan. Tim yang tadinya hanya finis di papan tengah mampu menggebrak di papan atas.

Sayangnya, tim asuhan Michel ini belum cukup kuat untuk berpacu secara maraton di liga. Sejak awal bulan Februari, satu hasil imbang tanpa gol melawan Real Sociedad dan kekalahan 0-4 dari Real Madrid membuat mereka limbung dan tergusur dari posisi puncak oleh Real Madrid.

Selain karena masalah kedalaman kualitas tim, tim dari Catalonia ini juga belum terbiasa dengan tekanan tinggi khas tim papan atas. Maka, normal kalau performa mereka setelah ini akan cenderung turun akibat kehabisan bensin.

Bagi pecinta sepak bola netral yang mengharapkan kejutan seperti pada kasus Leicester City di Inggris, tren negatif Girona ini mungkin menjadi satu hal mengecewakan.

Tapi, inilah buah hegemoni dan dominasi tim tertentu dalam sebuah kompetisi: sangat sedikit peluang juara buat tim lain, karena lawan yang dihadapi terlalu kuat.

Kalaupun bisa juara, tim tak akan sama lagi, karena sosok kunci kesuksesan itu biasanya hengkang, segera setelah meraih prestasi. Setelahnya, tim harus mulai lagi dari bawah, sementara tim kekuatan utama masih stabil, dan siap melucuti kekuatan tim kejutan manapun yang muncul.

Sedikit menyebalkan, tapi begitulah seni menjaga dominasi yang biasa terjadi, sehingga ketimpangan antara tim besar dan tim kecil semakin lebar. Praktis, kompetisi ini hanya terlihat menarik saat ada El Clasico.

Kehadiran tim kejutan seperti Girona sangat jarang terjadi, karena peluangnya sangat kecil. Jadi, kita hanya bisa berharap, kejutan Girona tidak cepat berhenti, karena kita tak tahu lagi, kapan fenomena seperti ini akan datang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun