Meski sebenarnya masih berada pada level yang sama seperti musim lalu, dengan sedikit peningkatan, tim kesayangan Gooners ini tampak mulai keteteran.
Bukan karena performa tim jeblok, tapi lebih karena mereka tidak menduga, dinamika papan atas Liga Inggris musim 2023-2024 terlihat jauh lebih rumit dari musim sebelumnya.
Maklum, lawan yang dihadapi kali ini bukan hanya Manchester City si pemenang Treble Winner. Ada Liverpool yang punya lini tengah versi baru, dengan pengalaman pernah menjadi lawan sepadan buat Manchester City di pacuan juara Liga Inggris.
Ada juga Aston Villa dan Tottenham Hotspur, yang diluar dugaan mampu merangsek ke papan atas. Jadi, tekanan yang ada jelas lebih berat, dan pengalaman musim lalu ternyata belum cukup menjamin, apakah Arsenal cukup kuat menghadapi tekanan serumit ini.
Meski dilatih Mikel Arteta, yang pernah jadi asisten Pep Guardiola di Manchester City, Tim London Merah masih perlu meningkatkan level performa mereka, khususnya ketika bertanding dalam tekanan "wajib menang".
Kalau tekanan untuk menang malah berbalik jadi beban berat yang membebani para pemain, rasanya periode Natal-Tahun Baru musim 2023-2024 akan jadi masa sulit  yang terasa panjang buat kubu Emirates Stadium.
Alhasil, Arsenal-nya Arteta saat ini masih akan sebatas berada pada level "pemburu tiket Liga Champions" seperti pada era Arsene Wenger pasca "Invincibles". Sebuah masa dimana Arsenal mampu menjadi tim sangat konsisten dalam hal finis di posisi empat besar Liga Inggris, meski bermateri pemain macam Nicklas Bendtner, Laurent Koscielny, Denilson, dan Abou Diaby.
Di luar urusan mental, Tim Gudang Peluru sebenarnya juga punya kelemahan cukup mencolok di lini depan. Dimana, sepeninggal Pierre Aubameyang dan Alexandre Lacazette, mereka belum punya lagi penyerang yang cukup bisa diandalkan, terutama dari sisi performa dan pengalaman.
Sebenarnya, Arsenal masih punya Gabriel Jesus yang cukup kenyang pengalaman bersama Manchester City. Masalahnya, performa penyerang asal Brasil ini belum cukup konsisten, karena terganggu masalah cedera otot dan lutut.
Karena itulah, mereka perlu menghadirkan penyerang baru berkualitas, supaya beban mencetak di lini tengah tak terlalu berat. Lini tengah sendiri memang jadi senjata andalan Arsenal era Arteta, karena pos yang dimotori Martin Odegaard (Norwegia) ini punya kreativitas tinggi dan cukup rajin mencetak gol.