Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Brasil yang Tak Lagi Sama

5 Desember 2023   16:54 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:06 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fernando Diniz, sukses di Fluminense tapi kewalahan di Timnas Brasil (Goal.com)

Mirisnya, ada juga yang layu sebelum berkembang karena tersangkut masalah cedera kambuhan seperti Alexandre Pato di AC Milan (2007-2013) atau tersangkut masalah izin kerja, seperti pada kasus Allan (2015-2020) yang tak pernah bermain sebagai pemain Liverpool selama masa kontraknya, dan pulang ke Liga Brasil pada usia 22 tahun, sejak tahun 2019 hingga sekarang.

Akibat tren ini, Brasil masih belum punya lagi pemain berbakat yang sudah matang. Tak heran, sekalipun sudah bermain di Arab Saudi dan cedera panjang, nama Neymar masih berada dalam rencana Tim Hijau Kuning pascakegagalan di Piala Dunia 2022 Qatar.

Di luar masalah pemain, Brasil juga punya masalah dalam hal regenerasi pelatih lokal berkualitas. Tak seperti Argentina yang terbilang cukup rajin mencetak pelatih lokal berkualitas, tidak banyak mantan pesepakbola top Brasil yang melanjutkan karier sebagai pelatih, apalagi sukses menjadi pelatih.

Terbukti, tim nasional Brasil pernah menugaskan beberapa pelatih dalam dua  periode berbeda. Sejak tiga dekade terakhir saja, ada nama Carlos Alberto Parreira (1991-1994 dan 2003-2006), Mario Zagallo (1994-1998 dan 2002, interim), Luiz Felipe Scolari (2001-2002 dan 2013-2014) dan Dunga (2006-2010 dan 2014-2016) di kursi pelatih.

Penyebabnya, tingkat tekanan kerja seorang pelatih di Brasil cenderung toksik. Tuntutan untuk menang begitu tinggi. Tampil jeblok sedikit saja, ancaman pemecatan sudah samar-samar terlihat.

Selama ini, masalah soal kualitas pelatih lokal banyak tertutup oleh talenta pemain yang cukup melimpah, tapi ketika level  kualitas "talenta matang" pemain yang ada cenderung menurun, penurunan yang ada jadi terlihat begitu parah.

Belakangan, masalah ini sedikit terlihat dari rencana CBF (PSSI-nya Brasil) mengontrak Carlo Ancelotti per musim panas 2024. Meski belum final, ide mengontrak pelatih asal Italia itu jelas memperlihatkan, adanya "trust issue" pada kualitas pelatih lokal.

Sebelumnya, masalah ini sudah terlihat dari keberadaan pelatih asing di kasta tertinggi Liga Brasil. Pada musim 2023 saja, data Transfermarkt mencatat, 6 dari 20 tim (atau hampir setengah) peserta Liga Serie A Brasil adalah pelatih asing, dengan masing-masing 3 pelatih asal Argentina dan 3 pelatih asal Portugal.

Keraguan ini juga berbanding lurus dengan performa Timnas Brasil pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL, yang mencatat 3 kekalahan dan 1 hasil imbang di 4 pertandingan terakhir.

Meski ditangani Fernando Diniz, pelatih lokal Brasil yang sukses membawa Fluminense juara Copa Libertadores (Liga Champions nya Amerika Selatan) 2023, gap kualitas taktik yang ada cukup terlihat.

Fernando Diniz, sukses di Fluminense tapi kewalahan di Timnas Brasil (Goal.com)
Fernando Diniz, sukses di Fluminense tapi kewalahan di Timnas Brasil (Goal.com)
Ditambah lagi, saat negara-negara lain mulai serius mengembangkan aspek "sport science", Brasil tampak masih belum melirik aspek ini secara serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun