Proses yang tidak sehat pada akhirnya akan menciptakan hasil yang tidak sehat, sekalipun pada prosesnya terlihat "biasa aja", kalau meminjam gaya jawaban khas seorang politisi muda.
Soal benar atau tidaknya kekuatan cocoklogi dan klenik dalam Pemilu, sifatnya memang masih belum jelas, karena kualitas sumbernya pun masih belum jelas.
Tapi, sebagai satu pribadi di alam demokrasi (jika demokrasi itu masih sehat) kita (seharusnya masih) berhak menentukan sikap secara objektif, karena sosok yang dipilih adalah figur nyata, bukan ilusi sugestif.
Dalam situasi yang mulai panas ini, semoga kita bisa tetap memilih secara waras, dan sosok yang dipilih tidak dalam kondisi "oleng" karena ingin berkuasa, tapi kebingungan akibat tak tahu persis apa yang mau dan harus mereka lakukan, setelah berkuasa nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H