Di sepak bola era kekinian, peran "False Nine" alias "penyerang palsu" menjadi satu hal umum. Dengan tren taktik kekinian yang cenderung dinamis, seorang False Nine menjadi wujud evolusi dari peran "Target Man", yang biasa dikenal sebatas sebagai "pemantul bola".
Dalam perannya, False Nine sendiri menghadirkan dimensi peran lebih luas. Bukan hanya menjadi pemantul bola, mereka juga dituntut mampu membuka ruang buat rekan setim, membagi bola, bahkan mencetak gol.
Dalam banyak kasus, peran False Nine identik dengan pemain berkecepatan tinggi atau kreatif, karena atribut ini biasa menjadi kunci saat tim melakukan transisi cepat, dari bertahan atau menyerang maupun sebaliknya.
Makanya, pemain-pemain seperti Roberto Firmino dan Lionel Messi (yang awalnya merupakan pemain sayap) mampu bersinar sebagai False Nine, dan menjadi "role model" ideal di posisinya.
Selain keduanya, ada juga Thomas Muller (Jerman) yang mendapat julukan "Si Penerjemah Ruang" (Raumdeuter) karena kepandaiannya dalam mengekspos celah pertahanan lawan, disamping etos kerja dan kemampuan mencetak gol yang oke.
Tapi, peran False Nine belakangan menemukan versi berbeda dalam diri Jude Bellingham. Tidak seperti False Nine pada umumnya, pemain asal Inggris ini lebih dulu dikenal sebagai gelandang tengah, yang di era kekinian identik dengan nomor punggung 6 atau 8.
Sejak datang ke Real Madrid di musim panas 2023, eks pemain Birmingham City ini langsung bersinar. Ia menjelma menjadi seorang False Nine sekaligus senjata ampuh El Real saat buntu.
Terbukti, namanya kembali jadi sorotan, karena memborong dua gol kemenangan 2-1 Real di El Clasico Liga Spanyol akhir pekan lalu. Dalam laga akbar pertamanya ini, Bellingham juga menunjukkan kepiawaian dalam menemukan celah di pertahanan lawan, baik lewat tendangan dari luar maupun dalam kotak penalti.
Seperti diketahui, gol pertama kakak Jobe Bellingham ke gawang Barcelona hadir dari tendangan jarak jauh, sementara gol keduanya datang lewat sontekan cerdik yang "mengolongi" sela kaki Marc Andre Ter Stegen di dalam kotak penalti.
Sekilas, atribut ini mirip seperti yang dimiliki Thomas Muller ataupun Roberto Firmino, tapi rasio golnya menunjukkan, Bellingham punya sisi oportunis seperti Messi, khususnya saat ada peluang yang bisa dieksekusi sendiri.
Catatan 13 gol dan 3 assist dari 13 pertandingan (lintas kompetisi) telah menjadi bukti seberapa besar talenta Bellingham, yang tampak dimaksimalkan dengan baik dalam skema "berlian" ala Carlo Ancelotti di Real Madrid.
Talenta besar dan impak instan Bellingham di Santiago Bernabeu jelas menjadi satu kejutan dan keuntungan tersendiri buat Real Madrid. Tanpa perlu pusing memikirkan pengganti ideal Karim Benzema atau tarik-ulur soal Kylian Mbappe, tim kesayangan Madridista sudah menemukan jawabannya dalam diri Jude Bellingham.
Opsi di lini depan Real Madrid juga dipastikan bertambah di musim panas 2024, karena Endrick Felipe, penyerang muda berbakat asal Brasil, akan bergabung dari Palmeiras.
Dengan usianya yang masih 20 tahun dan masih bisa berkembang lebih jauh, ditambah kontribusinya sejauh ini, Si Putih mungkin akan merasa beruntung. Mereka "hanya" perlu mengeluarkan biaya 103 juta euro untuk memboyongnya dari Borussia Dortmund, di saat standar harga transfer pemain cenderung "diluar nurul" dalam beberapa tahun terakhir.
Melihat rekam jejak Los Blancos yang sempat beberapa kali memecahkan rekor transfer pemain termahal dunia, mungkin transfer pemain seperti Bellingham adalah sebuah anomali, karena mereka mampu berpikir lebih rasional dan berorientasi jangka panjang, tanpa kehilangan rasa lapar akan prestasi.
Sebelumnya, mereka sudah melakukan ini saat mendatangkan duo Brasil (Vinicius-Rodrygo) dan duo Prancis (Camavinga-Tchouameini). Daftar ini belakangan bisa bertambah, karena klub raksasa Spanyol ini juga memantau Jobe Bellingham (18), yang sedang membela Sunderland di Divisi Championship Liga Inggris.
Jika Bellingham mampu menjaga, bahkan meningkatkan level performanya saat ini, bukan tak mungkin ia akan jadi False Nine tertajam milik Real Madrid, sekaligus menjadi bintang utama tim dalam beberapa tahun ke depan.
Mampukah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H