Alhasil, kemungkinan untuk hengkang pun menjadi semakin terbuka. Borussia Dortmund tertarik meminjam sang mantan bintang, sementara Al Ettifaq sempat mendekati, sebelum akhirnya mendapatkan Demarai Gray dari Everton.
Tapi, berhubung bursa transfer musim panas di Inggris sudah tutup, kesempatan terdekat Sancho pergi dari Manchester baru akan terbuka di bulan Januari. Itupun jika ada yang serius berminat.
Menariknya, kalau dirunut lagi, pemain kelahiran London ini ternyata memang punya rekam jejak indisipliner di klub sebelumnya. Meski tak sebengal Mario Balotelli atau Luis Suarez, sisi indisipliner Sancho ternyata pernah membuat klub terpaksa bertindak tegas.
Di Manchester City, rekan seangkatan Phil Foden ini sempat mogok latihan setelah menolak tawaran kontrak profesional pertama pada tahun 2017, karena dinilai tidak memberikan jaminan menit bermain cukup.
Tak mau berlarut-larut dalam drama, tim asuhan Pep Guardiola itu lalu menjualnya ke Borussia Dortmund, klub yang bisa dibilang menikmati paling banyak talenta besar Sancho sejauh ini.
Klub Bundesliga Jerman itu juga untung besar, karena bisa menjual pemain yang dibeli dengan harga 7 juta pounds dengan harga 73 juta pounds tahun 2021.
Meski begitu, Dortmund ternyata juga sempat kebagian sisi bengal Sancho. Pada tahun pertamanya, sang pemain dikirim ke tim cadangan karena kerap terlambat latihan.
Masalah ini memang direspon sang pemain dengan menampilkan performa dan progres luar biasa. Karenanya, kesempatan main di tim utama pun datang  pada tahun berikutnya.
Setelah itu, Die Borussien benar-benar bisa menikmati kehebatan seorang Jadon Sancho, yang belakangan masuk nominasi di dua ajang penghargaan pemain muda terbaik dunia, yakni Golden Boy dan Kopa Trophy.
Meski kadang masih sempat kena masalah disipliner (lagi) akibat beberapa kali terlambat pulang ke klub usai membela Timnas Inggris, sinar terangnya membuat sisi bengal ini sedikit terlupakan, sampai akhirnya hengkang ke Manchester United.
Ketika mendarat di Old Trafford, tahun pertamanya memang kurang bagus, tapi masih bisa dimengerti karena MU sendiri juga sedang mengalami turbulensi sepanjang musim 2021-2022.