Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dimulainya Era Generasi Baru Uruguay

9 September 2023   17:12 Diperbarui: 9 September 2023   17:15 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal Timnas Uruguay, kesan klasik mungkin akan langsung muncul di bayangan sebagian pecinta sepak bola. Bukan hanya karena prestasi sebagai juara Piala Dunia versi "jadul" (edisi 1930 dan 1950) tapi juga karena gaya main mereka.

Sejak lama Los Charruas dikenal punya gaya main sederhana, tanpa kompromi, dan cenderung menyesuaikan dengan karakter lawan. Kurang lebih seperti Timnas Italia "zaman old" versi keras.

Kalaupun ada sentuhan kreatif dan ajaib khas Amerika Selatan, itu biasa datang dari satu-dua pemain dengan kemampuan atau kreativitas di atas rata-rata. Makanya, La Celeste cukup banyak bergantung pada motor serangan jenis ini.

Mulai dari era Enzo Fransescoli, Alvaro Recoba, Diego Forlan, sampai duet Luis Suarez-Edinson Cavani, Uruguay selalu punya motor serangan andalan. Inilah satu aspek yang kerap menentukan performa tim.

Selama performa sang bintang sedang bagus, tim akan jadi lebih mudah meraih hasil positif. Kalau berhalangan tampil atau tidak dalam performa ideal, peluang meraih hasil positif pun mengecil.

Meski relatif sukses dalam 16 tahun terakhir, terutama saat dilatih Oscar Tabarez, situasi hampir gagal lolos kualifikasi plus tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022 rupanya membuat AUF (PSSI-nya Uruguay) menyadari, ada pembaruan menyeluruh yang harus dilakukan.

Maka, bukan kejutan saat Marcelo Bielsa akhirnya ditunjuk dan mulai bertugas sebagai pelatih baru Timnas Uruguay.

Meski sang pelatih berasal dari Argentina, yang notabene rival lama Uruguay di Amerika Selatan, rekam jejak sang pelatih dalam membangun sistem dan menaikkan level kualitas tim menjadi satu pertimbangan khusus.

Seperti diketahui, di level antarnegara, khususnya di Amerika Selatan, pelatih berjuluk El Loco (Si Gila) ini pernah sukses membangun ulang Timnas Chile, yang sebelumnya sempat tenggelam setelah era keemasan duet Ivan Zamorano-Marcelo Salas berakhir.

Di bawah polesan eks pelatih Timnas Argentina ini, La Roja pun bertransformasi menjadi satu tim yang mampu bermain cantik, dari yang sebelumnya cenderung keras. Darinya jugalah Chile punya generasi juara Copa America, dengan Arturo Vidal dan Alexis Sanchez sebagai bintang utama.

Terlepas dari kiprahnya yang berakhir kurang mengenakkan di Leeds United, rekam jejak dan pengalamannya memang pas dengan kebutuhan Uruguay.

Kebetulan, selepas berakhirnya era generasi Luis Suarez-Edinson Cavani, La Celeste sedang bersiap memulai siklus dengan generasi lebih muda, dengan Federico Valverde (Real Madrid) ditunjuk sebagai kapten dan Darwin Nunez (Liverpool) mewarisi langsung nomor punggung 9 dari Luis Suarez.

Sinyal regenerasi ini juga terlihat, dengan Bielsa tidak menyertakan Luis Suarez (kini di Gremio, Brasil) dan Edinson Cavani (Boca Juniors, Argentina) dalam daftar pemain yang dipanggil Timnas Uruguay dalam jeda internasional FIFA bulan September 2023.

Edinson Cavani, Marcelo Bielsa dan Luis Suarez (Dailystar.co.uk)
Edinson Cavani, Marcelo Bielsa dan Luis Suarez (Dailystar.co.uk)

Dari segi taktik, gaya main intensitas tinggi ala Bielsa juga relevan dengan tren taktik kekinian, yang cenderung mengandalkan "pressing" dan pergerakan dinamis sebagai kunci permainan.

Gaya main ini memang berbeda dengan "Garra Charrua" khas Uruguay yang cenderung statis, tapi transformasi memang sedang dibutuhkan Tim Biru Langit, supaya bisa tetap kompetitif dan relevan dari segi taktik.

Momentum kehadiran Bielsa di Timnas Uruguay belakangan menjadi semakin pas, karena Timnas U-20 Uruguay belum lama menjadi juara Piala Dunia U-20 edisi 2023 di Argentina, dengan talenta seperti Fabricio Diaz (Liverpool de Montevideo) dan Facundo Gonzalez (Juventus) ikut muncul ke permukaan.

Dengan demikian, satu siklus baru sudah bisa dimulai, dan itu sudah dimulai dengan mulus, saat membekuk Chile 3-1 di Estadio Centenario, Sabtu (9/9, pagi WIB) di laga perdana Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL.

Di hadapan publik sendiri, Uruguay tampil kompak dan menggempur pertahanan Chile. Hasilnya, dwigol Nicolas De La Cruz dan satu gol Federico Valverde berhasil menghadirkan wajah baru Uruguay yang lebih futuristik, karena mampu tampil menghibur.

Sisi futuristik dari tim juara Piala Dunia dua kali ini juga terlihat, dari dinamisnya peran Darwin Nunez, yang diberi peran lebih fleksibel. Dalam artian, ketika kesulitan mencetak gol, ia bisa langsung beralih peran sebagai pembuka ruang buat rekan setim.

Fleksibilitas peran ini terbukti ampuh, karena dalam laga melawan Chile, penyerang Liverpool itu mampu mencetak dua assist. Boleh dibilang, dengan fleksibilitas seperti ini, ada motivasi untuk para pemain bisa berkontribusi dalam bentuk apapun di tim.

Jadi, siapapun yang mencetak gol tak jadi soal. Yang penting, tim mampu bermain baik dan meraih kemenangan.

Meski terlihat cukup menjanjikan, tim baru ini masih mempunyai satu kelemahan klasik khas sistem permainan ala Bielsa, yakni menurunnya intensitas permainan di 10-15 menit akhir laga secara drastis.

Dalam laga melawan Chile, kelemahan ini sempat dimanfaatkan tim asuhan Eduardo Berizzo (Argentina) dengan membuat beberapa peluang, yang salah satunya dikonversi menjadi gol oleh Arturo Vidal di menit ke 75.

Berhubung kualifikasi menuju 2026 masih panjang, masih ada banyak ruang perbaikan dan berkembang buat Uruguay. Jika tim ini mampu berkembang dengan baik, sepertinya mereka tidak perlu menunggu kemunculan penerus generasi Luis Suarez berkualitas sepadan.

Akankah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun