Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Setelah Skripsi Tak Lagi Wajib

30 Agustus 2023   23:50 Diperbarui: 31 Agustus 2023   15:33 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir sistematis dan taktis memang relevan dalam banyak aspek, termasuk di dunia kerja. Tempat dimana orang yang secara kasat mata merupakan atasan atau rekan, kadang bisa berubah jadi sesuatu yang sama sekali berbeda.

Bisa dibilang, skripsi adalah satu simulasi sebelum terjun ke dunia kerja, yang kadang lebih liar dari rimba belantara.

Kurang lebih sama dengan polisi atau tentara, yang sebelum mulai bertugas di lapangan dididik dan dilatih dulu secara intensif dalam berbagai aspek. Mulai dari kemampuan komunikasi, beladiri, sampai memegang senjata.

Masalahnya, karena kuliah dan skripsi belakangan cenderung hanya jadi mesin pencetak ijazah sarjana, dan justru menjadi salah satu titik awal dari munculnya pengangguran terdidik di Indonesia, maka kebijakan "skripsi dihapus" ini menjadi relevan.

Tapi, supaya kebijakan baru ini tidak menciptakan masalah baru, bahkan kerusakan lebih besar, sebaiknya kebijakan pengganti yang ada perlu disesuaikan dengan minat mahasiswa.

Dalam artian, mahasiswa yang ingin bekerja setelah lulus bisa diarahkan untuk magang atau bekerja secara jangka pendek di perusahaan/lembaga tertentu. Jika mereka berminat studi lanjut, jadi akademisi atau pegiat literasi, bisa diarahkan untuk menempuh skripsi, sebagai bekal awal.

Jadi, dengan arahan yang tepat, acara wisuda tak akan jadi momen "selamat jadi pengangguran", karena semua yang lulus sudah tahu harus apa setelah wisuda. Entah bekerja, studi lanjut, bahkan menikah setelah wisuda, semua bukan lagi jadi monopoli mereka yang "cumlaude" atau pewaris bisnis keluarga.

Bukankah pendidikan adalah hak semua kalangan?

Terlepas dari pro-kontra yang ada, secara pribadi saya tetap perlu berterima kasih pada skripsi, karena darinyalah saya pertama kali terlibat secara serius dengan praktek menulis individu.

Meski dalam proses tak selalu indah, perkenalan ini menjadi satu hutang budi terbesar saya pada skripsi, yang akan saya bawa sampai akhir, karena darinyalah saya mendapat jalan untuk menemukan diri, di dunia yang tak mengenal diskriminasi sistematis berdasarkan kondisi fisik.

Andai saya tak berjumpa dengan skripsi, tulisan yang Anda baca sekarang (dan banyak tulisan lainnya) sudah pasti tak akan pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun