Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga Saudi dan Jalan yang Masih Panjang

13 Juli 2023   23:30 Diperbarui: 14 Juli 2023   09:23 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bursa transfer musim panas 2023, klub-klub ambisius Liga Saudi cukup mencuri perhatian. Maklum, pemain berkualitas yang datang dari liga-liga top Eropa cukup banyak.

Mereka tak hanya terdiri dari para pemain veteran seperti Karim Benzema (36) dan N'Golo Kante (32) yang dikontrak Al Ittihad, tapi juga menghadirkan nama-nama seperti Ruben Neves (26) dan Sergej Milinkovic-Savic (28), yang masih dalam usia puncak performa.

Sebelum akhirnya mendarat di AlHilal, Neves dan Milinkovic-Savic sebenarnya cukup sering  dikaitkan dengan klub raksasa Eropa. Neves ditaksir Barcelona, sementara Milinkovic-Savic masuk bidikan Juventus.

Tapi, kesempatan main di Arab Saudi dengan gaji mewah membuat situasi berubah drastis. Ditambah lagi, klub juga menerima tawaran kongkrit dengan nominal transfer cukup besar.

Jelas, ini jalan tengah ideal. Si pemain bisa mendapat kenaikan gaji, sementara klub bisa mendapat pemasukan dan modal transfer pemain baru.

Kebetulan, klub-klub Eropa belakangan juga harus mencermati ketatnya aturan Financial Fair Play UEFA, dan guyuran fulus dari Arab Saudi bisa jadi solusi untuk membantu menjaga kesehatan neraca keuangan klub.

Masalahnya, kesempatan main di Arab Saudi bisa menghadirkan dilema buat pemain bintang tersebut, khususnya dalam hal kesempatan dilirik tim nasional. Seperti diketahui, musim 2023-2024 akan sangat padat, karena ada kualifikasi Euro, putaran final Euro dan Copa America di musim panas.

Otomatis, para pemain dari negara-negara Eropa dan Amerika Selatan akan berusaha tampil sebaik mungkin di klub, demi mendapat kesempatan tampil di tim nasional. Peluang itu akan semakin besar, jika si pemain bermain di liga top Eropa, yang kualitasnya memang sudah diakui.

Untuk saat ini, aspek tersebut masih jadi titik lemah Saudi Pro League. Pada kasus pemain-pemain Asia atau Afrika, bermain di Arab Saudi akan tetap membuat mereka berkesempatan masuk tim nasional.

Buktinya, Vincent Aboubakar bisa ikut ambil bagian di Piala Dunia 2022 bersama Timnas Kamerun saat masih membela Al Nassr. Kasus serupa juga bisa saja terjadi pada Edouard Mendy dan Kalidou Koulibaly, dua pilar Timnas Senegal.

Tapi, kasus Aboubakar yang kini memperkuat Besiktas (Turki) belum tentu akan terjadi pada pemain asal Eropa.

Meski Cristiano Ronaldo masih dipanggil Timnas Portugal, bukan berarti pemain lain akan dapat kesempatan serupa. Bintang Al Nassr itu masih punya popularitas global dan kondisi prima.

Situasi ini membuat pemain asal Eropa cenderung ragu untuk menyeberang ke Arab, setidaknya untuk saat ini 

Paul Pogba yang sepanjang musim 2022-2023 langganan cedera saja lebih memprioritaskan kesempatan main di Eropa, demi mendapat kesempatan tampil di Euro 2024. Bintang-bintang lain yang sedang di puncak performa pun pasti punya bayangan seperti itu.

Paket gaji yang ditawarkan klub Saudi Pro League memang bisa dibilang cukup menggoda. Lebih besar dari rata-rata gaji tinggi yang bisa diberikan klub Eropa. Tapi, level kualitas kompetisinya masih belum sebanding.

Saudi Pro League baru berada dalam tahap  membangun dan menata ulang kompetisi. Meski punya dana melimpah sebagai alat akselerasi, mereka tetap butuh waktu untuk berada sejajar dengan liga-liga top Eropa, baik dalam hal kualitas maupun popularitas global.

Sebagai catatan, liga-liga top Eropa butuh waktu puluhan tahun untuk bisa sampai ke level yang kita lihat sekarang. Mereka membangun semua aspek secara umum, tak hanya di lapangan hijau.

Inilah satu faktor kunci, yang membedakan liga-liga top Eropa dan benua lain. Amerika Selatan dan Afrika memang hampir selalu punya talenta melimpah, tapi belum cukup bagus kualitas kompetisi dan popularitas globalnya.

Jika proyek ambisius Liga Saudi memang punya visi menjadi salah satu kompetisi top dunia, tentu mereka sadar, apa yang sedang dirintis saat ini baru awal satu perjalanan panjang.

Jelas, butuh kesabaran dan konsistensi. Kalau tak sabaran, Saudi Pro League akan jadi satu proyek mercusuar sepak bola lain dari Asia, setelah Liga Super Tiongkok.

Untuk saat ini, mungkin terasa aneh untuk membayangkan Arab Saudi akan punya salah satu kompetisi kelas dunia. Tapi, andai itu benar-benar terjadi di masa depan, mungkin transfer ke klub Arab Saudi akan jadi opsi semenarik liga-liga top Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun