Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Catatan tentang Kata Pamit

8 Juni 2023   12:07 Diperbarui: 8 Juni 2023   12:17 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan tidak boleh, ini hanya kurang elok untuk dibiasakan. Ketika sesuatu yang seharusnya cukup disampaikan seperlunya malah disampaikan berulang-ulang, itu akan terasa mengganggu buat sebagian orang.

Kecuali, kalau itu adalah bagian dari rutinitas harian, entah di tempat kerja, keluarga, sekolah atau kampus.

Situasinya sama dengan sirine tanda bahaya yang dibunyikan terus-menerus saat keadaan aman. Akibatnya, saat itu berbunyi dalam keadaan darurat betulan, tak ada yang percaya. Akibatnya, bisa fatal.

Sebagai contoh, saat terpaksa harus rehat karena sakit, tentu tak ada yang membuat tulisan pamit rehat karena sakit. Maklum, tidak ada penyakit yang datang secara terencana dan terjadwal.

Saya sendiri sempat absen menulis selama seminggu belum lama ini akibat tumbang terkena diare. Begitu juga saat sedang berhalangan karena ada kesibukan lain. Apakah saya membuat pengumuman rehat menulis?

Tentu saja tidak. Jangankan menulis, berpikir saja tak sempat. Saya yakin, Kompasianers umumnya juga tidak membuat pengumuman dalam situasi serupa, karena ada hal lebih mendesak yang harus didahulukan.

Tidak semua harus ditulis dan diumbar ke ruang publik. Secara pribadi, mungkin ada hal-hal yang membuat kurang nyaman, tapi tak semua orang merasakan hal serupa.

Jadi, siapapun yang berani mengumbar pengumuman pamit, ia harus siap menerima apapun reaksi pembaca. Tidak semua akan bereaksi sesuai harapan, apalagi kalau itu disampaikan berkali-kali dalam jangka waktu cukup lama.

Semakin panjang dan sering itu disampaikan, reaksinya bisa semakin tidak serius, malah menjadi negatif karena dirasa mulai toksik. Padahal, sebagai sesama penghuni rumah, kita wajib menjaga suasana tetap kondusif.

Jangan sampai pendatang baru yang sedang semangat menulis, jadi ikut terpengaruh dan hilang semangat. Mereka belum punya kesan khusus, dan belum terbentuk sempurna.

Jika kesan pertama yang muncul langsung buruk, habis sudah. Mungkin ini satu  faktor yang membuat minat menulis tak terlalu tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun