Tapi, dinamika ini juga menampilkan satu realitas unik, yang ternyata mirip dengan masalah di Timnas Indonesia. Banyak pemain muda potensial yang hebat di level junior, tapi melempem di level senior, karena gagal mengatasi beban harapan besar di level junior.
Alhasil, meski berhasil mengorbitkan pemain macam Xavi Hernandez, Diego Maradona dan Lionel Messi, Piala Dunia U-20 juga menghadirkan beberapa bakat besar yang layu sebelum berkembang, misalnya Yaya Sanogo (Prancis) dan Dominic Adiyiah (Ghana).
Boleh dibilang, turnamen ini menjadi satu batu loncatan sekaligus ujian besar pertama bagi para pemain muda potensial dari seluruh penjuru dunia.
Bersinar di Piala Dunia U-20 memang akan membantu menarik minat klub top, tapi sukses atau tidaknya mereka di masa depan akan ditentukan dari bagaimana perkembangan dan perjalanan karier setelah turnamen.
Inilah yang menjadi titik penentuan, karena pemain yang bersinar di turnamen junior belum tentu akan bersinar juga di tingkat senior, sementara pemain yang bersinar di level senior kadang terlupakan di level junior.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H