Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sebuah Opini Soal Fast and Furious Saga

21 Mei 2023   14:43 Diperbarui: 21 Mei 2023   15:02 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Universal Pictures via Kompas.com)

Pada Jumat (17/5) lalu, Fast X, sekuel kesepuluh Fast and Furious Saga, resmi dirilis. Film ini disebut-sebut sebagai bagian pertama dari babak akhir perjalanan Dominic Toretto dkk.

Ketika mendengar kata "babak akhir", jujur saya merasa lega, karena franchise ini akhirnya mengenal kata "selesai", setelah menempuh perjalanan panjang.

Selama bertahun-tahun, keseruan yang dihadirkan di setiap serinya memang menyenangkan untuk dinikmati. Jadi wajar kalau penilaian penonton relatif bagus.

Masalahnya, tidak sedikit juga penonton yang mulai jenuh dengan mega franchise ini, karena arah pengembangan ceritanya makin kemana-mana. Dari balapan liar ke misi rahasia, sampai perjalanan ke luar angkasa.

Maksud awalnya mungkin bagus, karena bertujuan membuat cerita tidak membosankan, tapi ketika itu cenderung berlebihan dan lupa akar, maksud bagus itu malah menghadirkan sebuah keanehan.

Kalau tidak ada kritik dari sebagian penonton, mungkin ceritanya bisa berkembang ke lomba balap mobil antarplanet atau misi menyelamatkan bumi dari serangan alien.

Bagi saya sebagai seorang penonton yang menikmati alur cerita, sekuel film yang dibintangi Vin Diesel ini (idealnya) berakhir di sekuel Furious 7 (2015) karena "rasa" dalam ceritanya masih cukup bisa dinikmati, dan menghadirkan adegan penutup ideal.

Selebihnya, franchise ini lebih mirip kisah superhero tanpa kostum, seperti Mission Impossible-nya Tom Cruise. Sebuah tayangan bagus untuk pecinta film aksi dengan paket adegan baku hantam, balapan, dan pacuan adrenalin intensitas tinggi, tanpa dipikir terlalu jauh.

Bisa dinikmati, tapi hanya sampai disitu saja. Dengan transisi adegan yang sangat cepat dan intens, bisa mengikuti film sampai selesai tanpa pusing saja sudah sangat bagus.

Soal penilaian secara umum, setiap orang pasti punya selera dan sudut pandang masing-masing, tapi, sebagai penikmat cerita, saya melihat sebuah akhir sebagai satu hal yang harus ada, karena setiap awal selalu punya titik akhir.

Inilah satu poin penting yang perlu disadari selagi masih bisa. Akhir yang dicapai secara sadar selalu jauh lebih baik dari akhir yang datang karena terpaksa harus diakhiri.

Dalam konteks franchise Fast and Furious, dengan beragam kesuksesan selama dua dekade eksistensinya, titik akhir seharusnya bisa dicapai secara sadar, sebagai sebuah perpisahan terhormat dengan penonton, khususnya penonton setia.

Di luar kualitas pemeran, cerita dan teknologi pendukungnya, satu kebahagiaan terbesar dalam menonton film adalah ketika film itu tamat secara tuntas. Bagi film yang benar-benar bagus, kata "tamat" menjadi sebuah perpisahan manis, sementara bagi film yang kurang bagus (bahkan sangat buruk) kata tamat adalah akhir melegakan dari sebuah mimpi buruk.

Inilah titik kesempurnaan yang masih belum dicapai franchise Fast and Furious, dan semoga bisa dicapai dalam waktu tak terlalu lama lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun