Andai Kamboja takluk dari Indonesia di partai terakhir, mungkin rencana mundur ini akan jadi satu tarik-ulur menarik. Bukan bermaksud meragukan, tapi dalam sebuah federasi sepak bola, kadang ada permainan tarik-ulur layaknya politik, lengkap dengan segala keruwetannya.
Walau olahraga punya nilai integritas dalam sportivitas, kehadiran nuansa politis (termasuk politisasi) bisa membuatnya jadi  abu-abu. Jadi, bukan kejutan kalau ada perilaku seperti politisi di dalamnya.
Di satu sisi, kemajuan sepak bola Kamboja bisa jadi pemicu yang pas, untuk sepak bola Indonesia mulai serius berbenah. Negara yang dulunya anak bawang saja terbukti bisa berkembang perlahan.
Tapi, di sisi lain, situasi di sepak bola Kamboja juga bisa jadi peringatan bagus buat publik sepak bola nasional dan media, untuk belajar membumi, tidak optimis secara berlebihan, apalagi sampai menjadi banal.
Keyakinan pada hal positif yang sudah dibangun itu memang wajar, tapi kalau belum apa-apa sudah terlalu yakin, keyakinan itu bisa memberi pukulan balik sangat menyakitkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI