Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sekuel Masalah Tottenham Hotspur

25 April 2023   13:20 Diperbarui: 25 April 2023   13:23 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(AFP via Tribunnews.com)

Bicara soal kiprah Tottenham Hotspur musim ini, rasanya seperti melihat sebuah sekuel film yang menceritakan masalah demi masalah. Saking lekatnya, "masalah" seperti jadi nama tengah mereka.

Padahal, di awal sampai menjelang pertengahan musim, performa tim asal kota London ini tampak menjanjikan. Papan atas Liga Inggris masih dalam jangkauan, dan fase gugur Liga Champions pun mampu dicapai.

Tim rival bebuyutan Arsenal ini juga mampu melanjutkan tren positif, setelah di musim sebelumnya finis di posisi empat besar Liga Inggris di bawah asuhan Antonio Conte, yang baru bergabung jelang paruh musim.

Dalam kondisi normal, sebuah tim bisa semakin berkembang, jika punya modal menjanjikan seperti ini. Seperti yang sejauh ini ditampilkan Arsenal bersama Mikel Arteta.

Apalagi, manuver belanja The Lilywhites juga terlihat gesit di bursa transfer, dengan  nama-nama sekaliber Richarlison (Brasil), Cristian Romero (Argentina) dan Ivan Perisic (Kroasia) didatangkan sesuai keinginan sang bos.

Hasilnya, Spurs mampu mencatat start bagus di liga, dengan mencatat 23 poin di 10 laga awal. Tren positif ini juga berlanjut,  dengan para pemain kunci macam Hugo Lloris, Richarlison, Son Heung Min, Ivan Perisic, Cristian Romero dan Harry Kane tampil baik di Piala Dunia 2022 bersama tim nasional masing-masing.

Tapi, disinilah masalah itu bermula. Selepas Piala Dunia di Qatar, grafik performa tim mendadak drop. Lini depan tumpul, lini belakang sering jebol, sementara lini tengah kering kreasi.

Penampilan seadanya ini akhirnya menghasilkan aneka masalah: terlempar dari posisi empat besar Liga Inggris, plus tersingkir di Piala FA dan Liga Champions.

Kombinasi masalah ini lalu meledak jadi masalah baru, karena Antonio Conte dicopot pada akhir Maret 2023, tak lama setelah membahas masalah di dapur tim secara blak-blakan pasca bermain imbang 3-3 melawan Nottingham Forest.

Secara etis, apa yang dilakukan pelatih asal Italia itu memang menyalahi etika profesional dan termasuk pelanggaran kontrak. Seperti yang sebelumnya terjadi juga pada Cristiano Ronaldo yang melakukan wawancara kontroversial dengan Piers Morgan di penghujung tahun 2022.

Tapi, ketika sebulan berselang Spurs dibantai Newcastle United 6-1, semua pihak akhirnya melihat sendiri. Apa yang di-"cepu"-kan eks pelatih Juventus itu benar adanya.

Masalah ini sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun terakhir, dan membuat tim seperti jalan di tempat, bahkan mulai mundur perlahan.

Ada target tinggi, dan manajer elit sekelas Jose Mourinho pun sempat didatangkan. Tapi, kebijakan manajemen yang cenderung "sulit" dalam memberikan dukungan penuh membuat semua terlihat percuma.

Secara kasat mata, Tottenham Hotspur memang masih punya pemain berkualitas dan kondisi keuangan yang sehat, tapi mereka bermain tanpa semangat dan kerja sama tim seperti seharusnya.

Ketika yang dihadapi tim papan tengah, laga yang seharusnya bisa dimenangkan hampir saja berakhir dengan kekalahan. Ketika melawan tim papan atas, Harry Kane dkk seperti hanya berharap pada keberuntungan.

Kalau lawan sedang kurang beruntung, harapan itu ada, tapi kalau mereka
dalam kondisi terbaik, Spurs siap-siap jadi opor ayam, seperti yang terjadi di kandang Newcastle akhir pekan lalu.

Pertandingan yang membuat manajemen klub memecat pelatih interim Christian Stellini memang sangat membagongkan. Seperti pertandingan eksibisi saja. The Magpies bahkan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk mencetak 5 gol dan memaksa fans tim tamu pulang terlalu cepat.

Dengan tren seburuk itu, rasanya Ryan Mason (yang kembali ditunjuk sebagai pelatih interim) akan menghadapi jalan terjal. Tantangannya pun cukup berat.

Maklum, selain dituntut memperbaiki kekompakan dan performa tim, lawan-lawan sulit seperti Manchester United, Liverpool, Brentford dan Aston Villa sudah menunggu dengan modal tren positif masing-masing.

Dengan situasi yang berkembang akhir-akhir ini, sepertinya Spurs tidak hanya membutuhkan sosok pelatih baru. Mereka juga perlu membangun ulang tim dan merelakan bintang-bintang lawas mereka pergi, sebelum semuanya terlambat.

Jika tidak, finalis Liga Champions 2019 ini akan kesulitan, bahkan untuk sebatas lolos ke Liga Europa di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun