Bukan bermaksud pesimis, ini hanya sebuah antisipasi, karena dalam beberapa tahun terakhir, Ketum PSSI datang silih berganti, tapi hasilnya cenderung stagnan.
Maka, ketika wacana reformasi digulirkan, ini akan jadi satu tantangan berat, karena yang dilawan adalah satu sistem kebobrokan berumur puluhan tahun.Â
Satu periode jabatan mungkin tidak akan bisa menghapus seketika, tapi harus ada langkah awal dan berkelanjutan di sini.
Satu kerusakan sistem harus dihadapi juga secara sistematis. Simpel.
Satu PR besar lain datang dari urgensi menggulirkan kompetisi, sekaligus mematangkan pembinaan pemain muda.Â
Dalam banyak kesempatan, ini kurang ditangani dengan baik, padahal dari sinilah  pemain berkualitas tercipta. Jangan lupa, PSSI juga masih belum punya kantor sendiri.
Karenanya, meski punya rekam jejak mentereng, Erick Thohir punya satu paket tantangan besar yang harus dihadapi. Baik-buruknya era sang Menteri BUMN di PSSI memang belum akan terlihat dalam semalam, tapi kita bisa menilainya setelah akhir periode datang.
Untuk saat ini, terlepas dari berbagai kemungkinan yang ada, kita hanya perlu mengucapkan "Selamat Bertugas" pada jajaran pengurus baru PSSI, semoga (minimal) bisa sedikit lebih baik dari periode sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H