Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga Inggris, Cermin Sepak Bola Era Industri

8 Februari 2023   23:48 Diperbarui: 15 Februari 2023   10:00 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar irit, bahkan cenderung pelit. Tapi pendekatan ini terbukti mampu menjaga kondisi keuangan klub tetap sehat. Kalau tidak sehat, Stadion Anfield tidak akan diperluas sampai 61 ribu penonton dan klub belum akan punya tempat latihan baru yang terintegrasi dengan akademi.

Pendekatan hati-hati juga dilakukan Newcastle United, yang juga tidak jor-joran belanja. Dengan memperhatikan neraca keuangan, mereka masih terlihat biasa saja, meski pemilik klub punya kekayaan mencapai ratusan miliar dolar.

Contoh lain yang agak unik datang dari Wolverhampton Wanderers. Tim yang dimiliki Fosun International (China) ini berkolaborasi dengan Jorge Mendes (agen super asal Portugal) sebagai penasihat sejak awal era kepemilikan. Inilah alasan, mengapa Wolves punya banyak pemain jebolan Liga Portugal.

Menariknya, disadari atau tidak, apa yang terjadi di Liga Inggris era industrialisasi menjelaskan secara gamblang, tentang bagaimana industrialisasi sepak bola berjalan.

Selain bisa mendatangkan manfaat dan memperkuat tim, ada banyak hal yang ternyata juga harus diperhatikan, mulai dari aspek keuangan, regulasi, sampai  politik. Jika semua mampu dijalankan dengan baik dan sesuai aturan, masalah akibat pelanggaran seharusnya tak terjadi.

Meski masih menghadirkan ketimpangan, sepak bola di era industri terbukti mampu menghasilkan banyak cuan. Potensi pemasukan besar, tapi inilah titik rawannya.

Jika aturan yang ada dapat ditegakkan tanpa kecuali, sebesar apapun klubnya, tidak ada masalah. Ada ketegasan dan efek jera yang seharusnya bisa menertibkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun