Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Simbiosis Mutualisme CR7, Al Nassr dan Arab Saudi

31 Desember 2022   17:41 Diperbarui: 31 Desember 2022   20:27 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bintang sepak bola Portugal, Cristiano Ronaldo, berfoto dengan jersey Al Nassr seusai menandatangani kontrak dengan klub Arab Saudi itu pada 30 Desember 2022. (Photo by Al Nassr Football Club/Handout/ANADOLU AGENCY/Anadolu Agency via AFP)

Setelah melalui beragam spekulasi selama kurang lebih sebulan terakhir, teka-teki soal masa depan Cristiano Ronaldo akhirnya terjawab sudah. Pada Sabtu (31/12) Al Nassr meresmikan transfer sang bintang dengan ikatan kontrak sampai 2025, plus paket gaji senilai 200 juta euro per tahun, sudah termasuk kerja sama komersial.

Dengan demikian, bintang Portugal ini akan mengantongi pendapatan senilai 500 juta euro selama masa baktinya di Arab Saudi. Sebuah angka fantastis yang menjadikannya atlet dengan bayaran termahal di dunia.

Meski sangat mewah secara finansial, transfer ini dianggap sebagai satu kemunduran drastis buat CR7. Maklum pada saat bersamaan Lionel Messi justru sedang berpesta usai juara Piala Dunia 2022, dan masih berpeluang menyalip rekor golnya di Liga Champions, jika jadi memperpanjang kontrak bersama PSG.

Seperti diketahui, keduanya kerap dibandingkan sebagai rival, khususnya sejak 15 tahun terakhir, dengan total meraih selusin trofi Ballon D'Or, lengkap dengan seabrek rekor, gelar, maupun penghargaan lainnya.

Soal level kualitas, keduanya memang konsisten di level tertinggi selama bertahun-tahun. Sayang, kontroversi berkepanjangan dan kondisi tidak optimal Ronaldo pada bulan-bulan terakhirnya di Manchester United justru membuat menit bermain dan level performanya anjlok.

Apa boleh buat, kontribusi lulusan akademi Sporting Lisbon ini pun minim. Bukan cuma di klub, di Timnas Portugal pun kontribusinya belakangan terbilang seret.

Secara tim, Seleccao memang mampu melaju sampai babak perempat final Piala Dunia 2022, tapi pemain yang identik dengan nomor punggung 7 ini hanya mampu mencetak satu gol lewat titik putih, dan berselisih dengan pelatih Fernando Santos karena kadang diganti atau dicadangkan.

Gawatnya, eks pemain Juventus ini juga hadir di Qatar, dalam posisi sebagai pemain tanpa klub. Seperti diketahui, Si Setan Merah memutus kontraknya lebih awal, menyusul wawancara kontroversial sang megabintang dengan Piers Morgan.

Meski hanya wawancara, pernyataan kontroversial peraih 5 Ballon D'Or ini dinilai sebagai satu pelanggaran kontrak yang sangat serius. Apa boleh buat, perpisahan, United dengan salah seorang legenda mereka jadi terasa tidak mengenakkan.

Sebelum akhirnya mendarat di Timur Tengah, Jorge Mendes, sang agen, sebenarnya sudah coba menawarkan Ronaldo ke klub-klub kontestan Liga Champions, bahkan sejak musim panas lalu, menyusul kegagalan Si Setan Merah lolos ke Liga Champions.

Masalahnya, tuntutan gaji besar, penurunan performa dan usianya yang sudah 37 tahun membuat banyak klub top Eropa mundur teratur. PSG yang tajir saja enggan, karena sudah punya trisula mewah Mbappe-Neymar-Messi dan harus mematuhi aturan Financial Fair Play UEFA.

Ternyata, masalah tuntutan gaji ini jadi satu celah, yang mampu dimanfaatkan Al Nassr untuk merayu legenda Real Madrid berlabuh di Jazirah Arab. Angkanya bahkan tergolong spektakuler, karena lebih besar dari total nilai transfer Kylian Mbappe dan Neymar ke PSG (400 juta euro).

Meski level kesulitan kompetisinya berada di bawah Eropa, tawaran menjadi atlet bergaji termahal di dunia jelas terlalu sulit ditolak. Inilah rekor terkini yang diciptakan Ronaldo, dan mungkin akan sulit dipecahkan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, gaji sebesar itu juga berkelindan dengan popularitas global yang dimiliki sang peraih 5 trofi Liga Champions. Satu hal yang juga bisa dipahami dari sini adalah adanya kemungkinan campur tangan dari pemerintah Arab Saudi.

Di mana, pemerintah negeri monarki itu belakangan sedang mencanangkan visi Saudi 2030, dengan antara lain memberdayakan sektor nonmigas dan berupaya menghapus beberapa aturan konservatif atau menjurus ekstrem.

Jadi, kedatangan Ronaldo di Arab Saudi bisa dilihat sebagai satu upaya pemerintah di sana untuk membantu mengembangkan olahraga, khususnya sepak bola di sana, sambil membangun citra positif di mata dunia.

Pada masa lalu, pola transfer ini juga pernah diterapkan di Amerika Serikat, saat David Beckham bergabung dengan LA Galaxy tahun 2007. Kebetulan, seperti halnya CR7, Beckham juga merupakan pesepak bola dengan popularitas global.

Kala itu, kedatangan Becks mampu menjadi titik awal berkembangnya sepak bola di Amerika Serikat. Selain membantu membangun familiaritas dan menarik minat bintang dunia lain untuk datang, kualitas liganya juga jadi lebih baik.

Terbukti, selain muncul sebagai "liga para veteran" MLS belakangan muncul sebagai batu loncatan beberapa pemain potensial

Ada Alphonso Davies (Kanada) yang bermain di Bayern Munich, Miguel Almiron (Paraguay) yang awet di Newcastle United, dan Thiago Almada (Atlanta United) yang ikut meraih trofi Piala Dunia 2022 bersama Timnas Argentina.

Lebih jauh, terpelihara Negeri Paman Sam sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026 (bersama Kanada dan Meksiko) juga tak lepas dari andil perkembangan pesat MLS.

Dengan atribut popularitas yang kurang lebih mirip, tidak sulit untuk menyebut, Arab Saudi sedang coba meniru strategi MLS lewat transfer Ronaldo, sambil berupaya menggolkan rencana jangka panjang mereka menjadi Tuan rumah Piala Dunia 2034.

Sebelumnya, sejumlah pemain senior seperti Ever Banega (Argentina), David Ospina (Kolombia) dan Vincent Aboubakar (Kamerun) sudah lebih dulu meramaikan Liga Arab Saudi. Dengan datangnya Ronaldo, kompetisi bisa jadi akan lebih menarik atensi penonton dan media, karena "wow effect" yang dihadirkannya  jelas masih sangat besar.

Jika memang pemangku kepentingan di Arab Saudi benar-benar serius dengan rencana mereka, kedatangan Cristiano Ronaldo sepertinya bisa berdampak masif seperti Beckham di MLS dulu.

Jika tidak, kiprah pemain asal Madeira di Timur Tengah hanya akan berakhir seperti Gabriel Batistuta (Argentina) atau De Boer bersaudara (Belanda) di Qatar jelang masa pensiun mereka: mampu sedikit menarik atensi media, tapi kurang berdampak buat sepak bola di sana.

Andai semua berjalan lancar, mungkin transfer Ronaldo ke Al Nassr adalah jalan Liga Arab Saudi untuk menjadi MLS versi Asia, dan menggerus satu tren kemandekan sepak bola Arab Saudi: kuat di level Asia, tapi masih limbung di tingkat dunia.

Akankah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun