Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool, Setelah Cody Gakpo Datang

28 Desember 2022   02:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   02:26 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cody Gakpo, pemain baru Liverpool asal Belanda (Liverpoolecho.co.uk)

Bursa transfer musim dingin 2022-2023 baru akan dimulai pada tanggal 1 Januari 2023. Tapi, Liverpool sudah mulai menggebrak, dengan mendatangkan Cody Gakpo dari PSV Eindhoven, Selasa (27/12).

Kalau melihat situasinya, transfer pemain Timnas Belanda ini terbilang mengejutkan. Maklum, selama beberapa bulan terakhir, justru Manchester United yang disebut dekat dengannya, karena pelatih Erik Ten Hag (yang juga asal Belanda) memang menjadikan pemain gesit ini sebagai target transfer.

Tentunya, bisa dibayangkan seberapa optimis Manchunian, sampai sang rival bebuyutan tiba-tiba meresmikan transfer dalam senyap. Tanpa banyak gosip, langsung beres. Berita resmi transfernya bahkan langsung dirilis PSV, segera setelah kesepakatan tercapai.

Harganya pun terbilang ekonomis untuk seorang pemain yang mencetak 3 gol dan menembus babak perempat final Piala Dunia 2022: 37 juta pounds plus paket bonus performa senilai 13 juta pounds. Di era kekinian, harga ini jelas sebuah rejeki nomplok, karena pemain yang tampil biasa saja di Piala Dunia  kadang bisa dibanderol 100 juta pounds.

Mungkin, sebagian Kopites bertanya, kenapa klub malah menambah personel lini depan, saat tim justru sedang butuh pemain tengah baru?

Jawaban sederhananya kurang lebih begini. 

Selain karena faktor cedera Diogo Jota dan Luis Diaz, kedatangan Gakpo ini jadi satu upaya The Kop meregenerasi lini depan, sambil menyusun rencana jangka panjang. Kebetulan, seperti halnya Darwin Nunez di musim panas lalu, pemain berusia 23 tahun itu juga diikat kontrak sampai tahun 2028.

Manuver transfer  ini mirip dengan paruh kedua musim lalu, saat Si Merah mendatangkan Diaz dari FC Porto (sebelum akhirnya menjual Sadio Mane ke Bayern Munich). Langkah serupa tampaknya sedang coba dilakukan, dengan Roberto Firmino kemungkinan akan dilepas.

Seperti diketahui, pemain asal Brasil itu sedang berada di ujung masa kontraknya. Jika tak ada titik temu, ia bisa pergi secara gratis di akhir musim ini.

Di sisi lain, Cody Gakpo tampaknya bukan satu-satunya nama yang akan coba didatangkan. Kata kuncinya jelas, lini tengah.

Masih ada nama-nama gelandang "mahal" seperti Jude Bellingham (Borussia Dortmund) dan Enzo Fernandez (Benfica) lengkap dengan alternatif seperti Sofyan Amrabat (Fiorentina) dan Moises Caicedo (Brighton) yang secara harga lebih terjangkau, dengan kualitas tak kalah oke.

Kalau melihat kebiasaan Liverpool, khususnya di era Juergen Klopp, belanja di musim dingin, apalagi secara besar-besaran, jelas bukan satu kebiasaan rutin.

Tapi, kalau itu dilakukan, ada perubahan atau perbaikan mendasar yang ingin coba dilakukan. Sebelum Diaz dan Gakpo, transfer mahal semacam ini hanya terjadi saat Virgil Van Dijk datang dari Southampton, pertengahan musim 2017-2018. Sebuah transfer yang terbukti berdampak fundamental buat tim.

Soal perubahan dan perbaikan, itu memang jadi satu urgensi musim ini, seiring mulai menuanya bintang di tim, macam Jordan Henderson, Thiago Alcantara dan Virgil Van Dijk.

Ditambah munculnya masalah cedera dan penurunan performa, perubahan yang coba dihadirkan memang terlihat. Tapi, prosesnya berjalan perlahan. Satu per satu, bukan sekaligus.

Menariknya, perubahan yang ada tidak hanya diupayakan dari belanja pemain mahal, tapi juga melibatkan pemain muda. Prosesnya pun perlahan, satu per satu.

Setelah sebelumnya sukses mengorbitkan Trent Alexander-Arnold dan Harvey Elliott, ditambah pengalaman sukses semasa melatih Borussia Dortmund, Juergen Klopp mulai melibatkan Stefan Bajcetic di tim utama. Pemain berusia 18 tahun itu bahkan sudah mencetak gol, saat The Reds menang 3-1 atas Aston Villa di laga "Boxing Day" Liga Inggris, Selasa (27/12, dinihari WIB)

Jika pemain berpaspor Serbia-Spanyol itu mampu berkembang lebih jauh, rasanya Liverpool akan menemukan solusi jangka panjang di lini tengah, tanpa harus repot-repot menggelontorkan banyak dana di bursa transfer. Kalaupun ada tambahan pemain tengah, jumlahnya mungkin hanya 1-2 pemain.

Memang, perbaikan jadi satu usaha yang coba dilakukan kubu Anfield, untuk coba memperbaiki keadaan musim ini. Tapi,  perbaikan ini juga memikirkan rencana jangka panjang tim.

Sebuah pendekatan yang menarik, karena tidak hanya berpikir soal prestasi, tapi juga aspek keberlanjutan dari tim olahraga itu sendiri.

Di sini, proses sekali lagi ambil bagian, karena hasilnya tak bisa langsung dirasakan. Tapi, ketika itu sudah berbuah, hasilnya benar-benar nyata.

Tujuh trofi berbeda sejak musim 2018-2019  menjadi buktinya. Inilah satu siklus yang sudah mendekati titik awal siklus kedua.

Sama seperti saat membangun trisula Firmino-Mane-Salah dulu, Liverpool tampak mengumpulkan potongan "puzzle" itu satu per satu, sebelum merangkainya menjadi satu gambar utuh.

Akankah sejarah kembali terulang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun