Dari segi suporter, animo suporter biasanya jadi salah satu senjata andalan Timnas Indonesia. Tapi, dengan masih adanya trauma di sebagian suporter setelah Tragedi Kanjuruhan, animo itu mungkin akan berbeda.
Apalagi, dalam hal jumlah penonton, kapasitas Stadion Gelora Bung Karno yang akan jadi tempat bertanding cukup dibatasi, dengan pertimbangan keamanan.
Seperti diketahui, untuk pertandingan melawan Kamboja kuota maksimal penonton adalah 30 ribu penonton, dan 50 ribu penonton untuk pertandingan melawan Thailand.
Soal hasil dan performa tim, dengan kondisi serba tidak ideal di sekelilingnya, saya tidak akan berharap muluk. Lolos ke semifinal sudah bagus, selebihnya bonus, karena tim lain juga tak bisa dianggap remeh.
Sebagai contoh, Thailand punya salah satu liga terbaik di Asia, Filipina punya sejumlah pemain naturalisasi, dan Kamboja punya tim yang sedang berkembang, hasil kerjasama dengan JFA (PSSI-nya Jepang).
Soal potensi, Tim Merah Putih pasti masih punya sesuatu yang bisa mengejutkan. Tapi, seandainya mampu melangkah jauh seperti edisi sebelumnya, masih ada kekhawatiran lain soal sorotan berlebih media.
Dalam banyak kesempatan, sorotan seperti ini, ditambah euforia publik setiap kali Timnas menang sering mengganggu dan berdampak negatif. Enam kali kalah di final seharusnya sudah lebih dari cukup untuk jadi pengalaman.
Jadi, saya lebih memilih untuk menikmati aksi Timnas Indonesia dari laga ke laga, tanpa beban apapun. Dengan situasi ruwet di sekitarnya, akan tidak adil kalau ada beban terlalu berat untuk mereka.
Selebihnya, mari kita nikmati saja. Juara ya syukur, tidak ya sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H