Di sisi lain, kiprah seorang Egy Maulana Vikri di Eropa seharusnya bisa jadi pelajaran buat publik sepak bola nasional, untuk tidak bangga berlebihan dengan kiprah pemain Indonesia di luar negeri.
Itu sudah beberapa kali dimanfaatkan klub si pemain untuk mendongkrak popularitas di media sosial, sementara kiprah si pemain tidak terlalu menggembirakan, bahkan berakhir kurang mengenakkan.
Maka, sudah seharusnya kita mengurangi sikap itu, karena semakin sering hal-hal seperti itu dibanggakan, berarti semakin sedikit hal yang bisa dibanggakan dari sepak bola nasional.
Dengan kata lain, masih ada banyak hal yang harus dibenahi, sebelum sepak bola nasional layak untuk dibanggakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H