Makanya, bukan kejutan kalau arah tendangan penalti para pemain Spanyol bisa ditebaknya dengan tepat. Selain tendangan Pablo Sarabia yang membentur tiang, tendangan Carlos Soler dan Sergio Busquets mampu digagalkan dengan jitu.
Di sini, Bounou mampu membuktikan, penghargaan El Zamora (Kiper Terbaik La Liga Spanyol) yang diraihnya musim lalu bukan kebetulan. Terbukti, Maroko sukses dibawanya menjadi negara Afrika Utara dan Jazirah Arab pertama, yang mampu menapak babak perempat final Piala Dunia.
Terlepas dari performa lini depan Spanyol yang buntu sepanjang pertandingan, kemenangan 3-0 (0-0) Tim Singa Atlas atas Tim Matador menjadi satu kemenangan mental buat Hakim Ziyech dkk.
Mereka mampu bertahan dengan baik dan memanfaatkan tradisi apes Spanyol di babak adu penalti. Jika mental setangguh ini masih terus ditunjukkan, bukan tidak mungkin mereka akan jadi tim Afrika pertama di semifinal Piala Dunia.
Sebenarnya, potensi kemunculan kiper-kiper spesialis penalti masih ada, karena Piala Dunia 2022 masih akan menggelar babak perempat final, semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final.
Tapi, fenomena menarik yang sudah muncul sejauh ini menunjukkan, seberapa hebat ketangguhan mental seorang kiper, apalagi jika ia sudah kenyang pengalaman.
Di sisi lain, kecemerlangan mereka dalam menghadapi tendangan 12 pas juga menunjukkan, meski terlihat mudah, tendangan penalti sebenarnya lebih sulit dari yang dibayangkan, karena membutuhkan kekuatan mental ekstra, disamping keterampilan teknis.
Tak heran, sebuah hadiah penalti jarang dirayakan seperti sebuah gol, karena peluang gagalnya masih ada. Terutama jika yang dihadapi adalah kiper dengan pengalaman dan keterampilan teknis di atas rata-rata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H