Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sejauh Mana Langkah Wakil Asia di Qatar?

10 November 2022   13:29 Diperbarui: 10 November 2022   13:32 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain kunci (Qatar-tribune.com)

Judul di atas mungkin jadi satu pertanyaan umum bagi publik sepak bola Asia. Maklum, Piala Dunia 2022 dihelat di Qatar, dan jadi Piala Dunia kedua di Asia.

Sebelumnya, Piala Dunia di Asia sempat menghadirkan memori manis, karena untuk pertama kalinya, Asia punya dua wakil di fase gugur, yakni tuan rumah Korea Selatan dan Jepang.

Korea Selatan bahkan mampu menjadi tim Asia pertama yang mampu lolos ke semifinal Piala Dunia. Capaian ini melampaui prestasi tertinggi yang sempat dicapai Korea Utara, kala menjadi perempatfinalis Piala Dunia 1966.

Meski kemudian diwarnai kontroversi keberpihakan wasit dan isu suap, prestasi yang diraih Park Ji-Sung dkk kala itu menjadi satu titik optimis. Siapa tahu, wakil Asia bisa kembali bersinar di rumah sendiri.

Optimisme itu sedikit timbul, karena ada 6 wakil Asia di Piala Dunia 2022. Jumlah ini menjadi rekor tertinggi sepanjang  sejarah.

Selain tuan rumah Qatar, zona Asia masih secara umum masih diwakili tim-tim tradisional, seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Arab Saudi yang lolos kualifikasi. Satu tim lain, yakni Australia. lolos setelah mengalahkan Peru di babak play off.

Bagaimana peluang wakil Asia di Qatar?

Diatas kertas, sebenarnya agak berat untuk mereka bisa lolos ke fase gugur, karena mereka rata-rata bertemu lawan berat. Tapi masih ada celah untuk mewujudkannya.

Di grup A, tuan rumah Qatar akan menghadapi Belanda, Senegal dan Ekuador. Diatas kertas, Juara Piala Asia 2019 ini mungkin bisa jadi bulan-bulanan.

Tapi, selain bermodal status tuan rumah, Almoez Ali cs sebenarnya punya modal persiapan cukup banyak. Meski sudah lolos otomatis ke Piala Dunia 2022, mereka juga mengikuti kualifikasi Piala Asia 2023, yang belakangan diputuskan digelar di Qatar, dan lolos dari babak kualifikasi tersebut.

Di luar Asia, tim asuhan Felix Sanchez (Spanyol) ini juga sempat mengikuti Copa America 2019 dan menjadi semifinalis Piala Emas CONCACAF 2021 sebagai tim undangan. Pengalaman dan persiapan ini jelas menunjukkan seberapa serius mereka menghadapi Piala Dunia 2022.

Kebetulan, di grup A ada celah yang muncul, dari situasi terkini Timnas Senegal dan Belanda. Seperti diketahui, Tim Singa Teranga belakangan sedang ketar-ketir menyusul cedera Sadio Mane sang bintang utama.

Situasi kurang lebih mirip juga terjadi di Belanda, dengan Memphis Depay masih harus berjuang pulih tepat waktu dari cedera. Di Kualifikasi zona Eropa, pemain Barcelona ini adalah top skor dengan 12 gol dan 6 assist dari 10 pertandingan.

Para pemain kunci (Qatar-tribune.com)
Para pemain kunci (Qatar-tribune.com)
Di Grup B, Iran menjadi inferior karena harus berhadapan dengan Amerika Serikat  yang dihuni pemain-pemain bertalenta macam Timothy Weah (Lille), Christian Pulisic (Chelsea) dan Weston McKennie (Juventus). Selain Itu, ada Inggris sang finalis Piala Eropa 2020 dan Wales yang dimotori Gareth Bale (LAFC).

Dari segi materi pemain, Tim Melli sebenarnya punya trio Serdar Azmoun (Bayer Leverkusen), Mehdi Taremi (FC Porto) dan Alireza Jahanbakhsh (Feyenoord Rotterdam) yang biasa diandalkan di lini serang.

Tapi, mereka tak lepas dari masalah pergantian pelatih secara mendadak. Setelah pada September 2022 lalu berpisah dengan Dragan Skocic (Kroasia) akibat hasil jeblok di laga ujicoba, mereka kini kembali ditangani Carlos Queiroz (Portugal).

Meski pernah melatih Iran selama 8 tahun, situasinya jelas tidak ideal, untuk ukuran turnamen sekelas Piala Dunia. Tapi grafik menurun Inggris dan pengalaman minim skuad terkini Amerika Serikat dan Wales adalah celah yang seharusnya masih bisa dimanfaatkan.

Selebihnya, empat tim Asia lain, yakni Arab Saudi (Grup C), Australia (Grup D), Jepang (Grup E) dan Korea Selatan (Grup H) bisa dibilang berada dalam posisi sulit.

Dari keempatnya, Arab Saudi mungkin jadi yang paling apes, karena satu grup dengan Argentina (salah satu tim unggulan), Meksiko yang selalu jago di fase grup, dan Polandia yang dibintangi pemain-pemain macam Robert Lewandowski (Barcelona), Arkadiusz Milik (Juventus) dan Piotr Zielinski (Napoli).

Dengan lawan seberat itu, satu-satunya keunggulan yang bisa dimanfaatkan Salem Al Dawsari dkk hanyalah faktor lokasi turnamen yang kebetulan berlangsung di Jazirah Arab. Lingkungan yang sudah mereka kenal betul.

Dengan kecenderungan tim Timur Tengah yang cukup jago kandang, tim asuhan Herve Renard (Prancis) ini bisa jadi lawan alot, selama tidak terlalu bermain individual.

Untuk dua wakil Asia Timur, yakni Korea Selatan dan Jepang, posisi mereka sama-sama sulit, karena berada di grup berat.

Jepang, yang kali ini diisi sejumlah pemain rantau Eropa macam Takumi Minamino (AS Monaco), Takehiro Tomiyasu (Arsenal), Junya Ito (Reims) dan Takefusa Kubo (Real Sociedad) bersiap menghadapi Spanyol, Jerman dan Kosta Rika.

Dengan lawan lawan sekuat itu, tidak sulit untuk menyebut Tim Samurai Biru berada dalam posisi sulit. Tapi, jika mampu mengejutkan Jerman, seperti yang dilakukan Korea Selatan di Piala Dunia 2018, rasanya mereka bisa menciptakan satu kejutan menarik di Qatar.

Situasi kurang lebih mirip juga dialami Korea Selatan di Grup H. Tergabung dengan Uruguay, Ghana dan Portugal, tim Ksatria Taeguk jelas kurang diunggulkan.

Tapi, dengan fitnya kondisi Son Heung Min (Tottenham Hotspur), moncernya Kim Min Jae bersama Napoli, dan pengalaman berada di grup sulit pada Piala Dunia 2018, Korea Selatan bisa kembali mengejutkan.

Kebetulan, mereka kini dilatih Paulo Bento (Portugal) yang sempat melatih Timnas Portugal antara tahun 2010-2014. Dengan pengalamannya, eks pelatih Sporting Lisbon ini bisa saja menghadirkan kejutan.

Satu tim lain, yakni Australia, bisa dibilang berada di situasi paling "tricky". Tergabung di Grup D bersama juara bertahan Prancis, Denmark (semifinalis Euro 2020) dan Tunisia, mereka jelas bukan unggulan teratas.

Apalagi, di Piala Dunia 2022, The Socceroos hanya diperkuat Matthew Ryan (FC Copenhagen) dan Aaron Mooy (Glasgow Celtic) yang relatif kenyang pengalaman bermain di liga top Eropa. Tapi, siklus
"kutukan" juara bertahan dan isu disharmoni di Timnas Prancis bisa jadi celah untuk dimanfaatkan.

Meski peluangnya sangat kecil sekalipun, bukan berarti itu tidak mungkin, karena sepak bola kadang menghadirkan kejutan tak terduga. Begitu juga dengan wakil-wakil Asia di Qatar.

Jika mereka mampu memanfaatkan situasi dan celah yang ada untuk menciptakan kejutan, lolos dari fase grup bisa saja dilakukan Qatar, Korea Selatan, Jepang atau Iran.

Tidak perlu semencolok Korea Selatan di Piala Dunia 2002 dulu. Cukup apa adanya, seluruh dunia pasti akan respek dengan aksi wakil Benua Kuning, sejauh apapun mereka melangkah.

Pertanyaannya, seberapa jauh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun