Keputusan ini diambil manajemen Dortmund, setelah berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dan pihak-pihak terkait.
Sebagai gantinya, tim Bundesliga Jerman itu memilih Malaysia sebagai tujuan alternatif, dengan Johor Darul Takzim sebagai lawan tanding. Selain Malaysia, mereka juga akan menyambangi Vietnam dan Singapura.
Melihat rekam jejak dan keberagaman tim yang ada, sebenarnya potensi Indonesia (setidaknya dari segi bisnis) cukup besar dan sudah diakui. Tapi, pengalaman pahit yang dialami Manchester United dan Borussia Dortmund menunjukkan, ada kerawanan yang cukup gawat, terutama dari segi keamanan.
Untuk ukuran Indonesia, kerawanan ini mungkin belum dianggap serius, setidaknya sampai kejadian fatal seperti Tragedi Kanjuruhan (2022) dan aksi terorisme (2009) itu terjadi.
Tapi, buat klub seperti Dortmund dan Manchester United, yang enggan kompromi soal aspek keselamatan bersama, kekurangan pada aspek ini akan jadi kelemahan fatal.
Ketika itu benar-benar terjadi, prinsip "safety first"-lah yang dijalankan. Meski akibatnya bisa membuat banyak fans kecewa, keselamatan tim jauh lebih penting daripada cuan.
Keputusan Dortmund dan cara berpikir mereka mungkin jadi satu kabar buruk lainnya buat sepak bola nasional, setelah sebelumnya ratusan orang jadi korban di Malang.
Inilah satu kekurangan yang akhirnya terkuak, dibalik kurangnya daya tarik klub atau tim luar negeri berkunjung ke Indonesia. Untuk wilayah Asia Tenggara, Singapura, Malaysia dan Thailand terbukti masih lebih menarik dan relatif aman, begitu juga dengan Vietnam, yang belakangan terus berkembang.
Soal potensi dan animo suporter, mungkin Indonesia terlihat menarik. Dua hal ini juga jadi "jualan" paling umum yang selalu ditampilkan.
Tapi, Tragedi Kanjuruhan secara menyakitkan justru telah membuka kelemahan sangat fatal yang ada: oknum suporter fanatik yang kurang tertib, koordinasi antarpihak yang payah, ditambah aspek keamanan dan keselamatan yang sering harus mengalah demi cuan.
Semua kelemahan ini jelas akan semakin fatal jika tidak diperbaiki. Maka PSSI, pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu segera membenahi semuanya, supaya semua potensi yang selama ini digembar-gemborkan tidak berakhir jadi pepesan kosong.