Setelah dihentikan sementara akibat Tragedi Kanjuruhan, Liga Indonesia tampaknya akan segera dimulai lagi dalam waktu dekat. Yoyok Sukawi, salah seorang anggota Exco PSSI bahkan menyebut, Liga Indonesia akan kembali dilanjutkan pada tanggal 7 November 2022.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai CEO klub PSIS Semarang ini bahkan merinci, akan ada uji coba venue pertandingan dengan penonton dalam jumlah terbatas.
Jika uji coba ini sukses, PSSI menargetkan, stadion sudah bisa terisi penuh pada akhir bulan November 2022.
Sekilas, ini adalah satu kabar baik bagi klub-klub Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Maklum, ketidakpastian yang selama ini ada jadi hilang.
Masalahnya, kebijakan ini sedikit membingungkan, karena terkesan kurang memperhatikan dinamika yang ada. Soal stadion, belum ada informasi spesifik soal kelayakan, verifikasi atau semacamnya. Soal verifikasi, apa yang sudah dilakukan PSSI selama ini juga jadi tanda tanya, terutama setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Padahal, pemerintah akan melakukan audit kelayakan stadion di seluruh Indonesia. Seharusnya, audit inilah yang perlu ditunggu, sebelum kompetisi kembali digulirkan dengan penonton hadir di stadion. Itu kalau aspek keselamatan suporter jadi prioritas.
Ditambah lagi, ada stadion yang akan direnovasi jelang Piala Dunia U-20 di Indonesia, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno, Stadion Gelora Sriwijaya, Stadion Manahan, Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Gelora Bung Tomo, dan Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Dari renovasi ini, ada empat klub Liga 1 dan dua klub Liga 2, yang terpaksa harus mengungsi. Dari Liga 1, ada Persis Solo, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Bali United. Sementara dari Liga 2, ada Sriwijaya FC dan Persikab Kabupaten Bandung.
Andai keenam klub ini harus mengungsi, tapi stadionnya tidak layak, sudah pasti akan merepotkan. Tidak mengungsi saja klub sudah repot, karena ada sejumlah jadwal laga tunda yang menanti.
Kalau prioritas terdekat PSSI adalah menggulirkan kembali kompetisi (dengan pertimbangan aspek olahraga dan profesional) seharusnya mereka merapikan dulu koordinasi dengan pihak terkait, termasuk aparat keamanan, supaya semuanya bisa lebih sinkron.