Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dua Sisi Suporter Fanatik di Sepakbola Nasional

26 September 2022   14:26 Diperbarui: 28 September 2022   16:31 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal sepak bola modern adalah satu mesin uang raksasa, jika dikelola dengan benar dan bebas masalah. Masalahnya, itu tampaknya masih sulit diterapkan di Persebaya, seperti halnya di sebagian besar klub Liga Indonesia.

Belum ada rencana jangka panjang yang bisa diterapkan, karena ekspektasi sebagian suporter masih begitu tinggi, khususnya untuk target prestasi jangka pendek.

Meleset dari target sedikit saja, bongkar tim, ganti pelatih, apalagi kalau tim tampil jauh di bawah ekspektasi. Suporter fanatik bisa mengamuk di stadion, kas klub pun tekor akibat panen sanksi.

Apa boleh buat, apa yang tadinya jadi sebuah kekuatan justru jadi senjata makan tuan. Imbasnya, cap negatif didapat suporter secara umum, meski pelakunya hanya oknum.

Sepak bola yang sejatinya adalah olahraga dan hiburan masyarakat pun berubah jadi potensi ancaman gangguan keamanan, setiap kali suporter fanatik ambil bagian.

Mau sampai kapan begini terus?

Karena masalah ini sudah punya rekam jejak cukup panjang, sudah saatnya PSSI, manajemen klub dan semua pihak terkait melakukan edukasi, penertiban, dan pembenahan menyeluruh, misalnya dengan menggandeng aparat keamanan, seperti yang dilakukan di Inggris, yang dulu lekat dengan masalah hooliganisme.

Ini penting, supaya daya rusak yang dihasilkan dari kemarahan suporter bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih konstruktif.

Kalaupun ada kritik atau protes yang ingin dilakukan, caranya bukan lagi melakukan aksi anarkis. Bisa lewat tulisan, meme lucu, dan sebagainya.

Di era modern seperti sekarang, seharusnya cara-cara dan pola pikir modern yang positif bisa diterapkan. Kalau masih tidak bisa, berarti ada yang salah. Jadi, suporter bisa lebih teredukasi untuk mampu bersikap dewasa, sesuai dengan dinamika yang ada. Mereka bisa melihat sepak bola dengan perspektif jauh lebih luas dari sebatas menang atau kalah, karena sepak bola bukan hanya soal hasil akhir, tapi keberlanjutan ke arah positif di segala aspek.

Bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun