Kesadaran untuk menabung atau menyiapkan cadangan dana darurat bisa dibilang masih belum tinggi, sekalipun ekonomi sempat kembang-kempis akibat pandemi.
Gawatnya, akibat kecenderungan negatif ini, ada satu celah terbuka yang jadi titik rawan, yakni orientasi instan.Â
Makanya, korupsi dan penipuan masih merajalela, meskipun sudah banyak yang terciduk. Apalagi, setelah belakangan ada yang secara ajaib dapat banyak diskon masa tahanan, seperti promo belanja online saja.Â
Terlepas dari ada bunga atau tidak dan apapun instrumennya, seharusnya OJK dan pihak terkait bisa menjamin rasa aman di masyarakat, sekaligus mengedukasi budaya menabung.
Tanpa rasa aman yang terjamin dan edukasi yang berkualitas, apapun instrumennya, sebesar apapun iming-iming bunga dan hadiahnya, percuma saja. Siklus "gali lubang tutup jurang" akan tetap langgeng.
Ini penting, supaya masyarakat bisa lebih bebas secara finansial, dan tidak meninggalkan warisan hutang yang belum beres. Kasihan kalau generasi penerus yang tidak tahu apa-apa sudah dibebani warisan hutang, bukan harta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H