Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Transfer Casemiro, Sebuah Simbiosis Mutualisme

20 Agustus 2022   12:29 Diperbarui: 20 Agustus 2022   12:33 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Casemiro,  pemain baru Manchester United (Marca.com) 

Bicara soal manuver transfer Manchester United musim panas ini, mungkin terlihat seperti wahana jet coaster, penuh dinamika. Maklum, rumor demi rumor muncul, walau banyak yang tidak terwujud.

Belakangan, jet coaster itu tampak bergerak naik, menyusul resminya transfer Casemiro dari Real Madrid Sabtu (20/8, WIB) ada sedikit kegembiraan hadir di Old Trafford, karena pemain yang kali ini datang adalah peraih 5 titel Liga Champions, dan disebut sebut sebagai salah satu pemain terbaik di posisinya.

Selain karena profilnya yang mentereng di klub, pemain berusia 30 tahun itu juga punya profil sebagai pemain reguler di Timnas Brasil, dengan Fred sebagai tandem di "double pivot" lini tengah selama beberapa tahun terakhir.

Bersatunya duo lini tengah Timnas Brasil ini jelas membawa harapan buat Manchunian, karena pos ini kerap jadi titik lemah. Dengan gaya Casemiro yang biasa bermain lugas, United akhirnya punya lagi seorang "preman" berprofil tinggi di lini tengah, sejak berakhirnya era Roy Keane, hampir dua dekade lalu.

Mungkin, transfer Casemiro ke Manchester United menjadi satu kejutan besar di bursa transfer kali ini. Maklum, seorang pemain yang belum lama ini meraih gelar Liga Champions dan La Liga, dengan level performa masih tinggi, bersedia pindah ke klub yang hanya bermain di Liga Europa.

Tapi, kalau dilihat sekali lagi, transfer ini sebenarnya adalah sebentuk simbiosis mutualisme, antara Real Madrid, Manchester United dan Casemiro itu sendiri. 

Kok bisa?

Bagi Real Madrid, transfer ini datang pada momen tepat. Seiring menuanya trio Modric-Casemiro-Kroos di lini tengah, mereka tampak butuh regenerasi segera. Untuk beberapa tahun terakhir, kehebatan trio "Segitiga Bermuda" ini memang "nggak ada lawan".

Casemiro seorang juara Copa America, Luka Modric peraih Ballon D'Or, sementara  Toni Kroos juara Piala Dunia. Benar-benar sebuah paket lengkap, karena memadukan keindahan teknik, visi bermain, dan kemampuan defensif kelas satu.

Masalahnya, karena usia trio ini sama-sama sudah berkepala tiga, agak berbahaya kalau mereka baru diganti saat performanya sudah benar-benar habis.

Untuk masalah ini, Los Blancos sebenarnya sudah mulai ancang-ancang, dengan hanya memberi Modric perpanjangan kontrak selama setahun, plus merekrut darah muda macam Federico Valverde, Eduardo Camavinga, dan Aurelien Tchouameini.

Mereka tampak mempersiapkan peremajaan tim dengan hati-hati dan terukur. Ada sedikit rasa hormat juga kepada pemain senior, sambil terus mematangkan para pemain muda.

Makanya, ketika ada tawaran masuk untuk pemain senior dan harganya cukup menguntungkan, tawaran itu biasanya langsung diterima. Sebelumnya, ini sempat terjadi pada transfer Cristiano Ronaldo (ke Juventus) dan Raphael Varane (ke Manchester United).

Untuk transfer Casemiro sendiri, El Real bisa dibilang untung, karena mendapat dana 60 juta pounds plus bonus performa. Biaya ini sepuluh kali lipat dari harga belinya dulu.

Secara finansial, transfer ini juga membuat neraca keuangan klub semakin mantap. Mereka menjadi satu dari sedikit tim di La Liga yang relatif aman dari masalah finansial. Salah satunya karena kebijakan menjual pemain senior.

Bagi Casemiro sendiri, keputusan pergi ke Inggris juga menjadi satu keuntungan,  setidaknya dari segi finansial. Maklum, di klub barunya, pemain asal Brasil ini menerima gaji 375 ribu pounds sepekan. Angka ini jauh lebih besar dari gajinya di Real Madrid, yang berada di kisaran 190 ribu pounds sepekan.

Bagi Manchester United sendiri, kedatangan Casemiro adalah satu solusi instan. Eks pemain FC Porto ini sudah terbukti dan teruji di tim sekelas Real Madrid dan Timnas Brasil.

Jadi, bukan kejutan kalau harapan untuknya akan sangat besar. Kebetulan,  tim asuhan Erik Ten Hag ini sedang disorot tajam, akibat kalah di dua laga awal Liga Inggris.

Masalahnya, kedatangan pemain berprofil tinggi seperti Casemiro sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, khususnya sejak Sir Alex Ferguson pensiun. Tapi, tidak semuanya berdampak instan. Kebanyakan malah flop atau minimal bermasalah.

Ada Angel Di Maria yang hanya bertahan setahun usai dibeli dari Real Madrid,  Radamel Falcao yang justru melempem, plus Raphael Varane yang cukup sering absen karena cedera otot.

Dari sekian nama yang datang dan pergi, praktis hanya Zlatan Ibrahimovic dan Cristiano Ronaldo yang secara performa cukup lumayan. Ibra meraih gelar Liga Europa dan Piala Liga, sementara Ronaldo menjadi "mutiara di dalam lumpur" dengan mencetak dua lusin gol musim lalu.

Sayangnya, Ibrahimovic menjalani sebagian masa bakti di Teater Impian dengan kondisi mengalami cedera lutut parah. Sementara itu, CR7 masih ngebet pindah ke klub peserta Liga Champions, menyusul performa memble Setan Merah musim lalu.

Berangkat dari rekam jejak itu, kedatangan Casemiro jelas bukan jaminan mutlak. Alih-alih solusi instan, harganya yang mahal dan usianya yang sudah senior justru bisa menjadi satu taruhan mahal.

Di sisi lain, kedatangan pemain lulusan akademi Sao Paulo FC ini juga sedikit beraroma politis, karena terjadi pada saat keluarga Glazer berada dalam tekanan suporter. Di luar pertimbangan teknis, kedatangan Casemiro tampaknya akan coba dimanfaatkan untuk "pencitraan".

Dalam artian, lewat transfer Casemiro, keluarga Glazer akan coba menunjukkan kalau mereka masih punya komitmen buat klub, dan The Red Devils masih punya daya tarik di mata pemain bintang.

Tentu saja, satu hal yang akan jadi taruhan adalah bagaimana performa Casemiro nanti. Jika sukses, tekanan pada keluarga Glazer akan mereda dengan sendirinya. Jika ternyata malah melawak, mungkin Manchester United sudah saatnya bersaing dengan Srimulat, karena sukses membuat seorang pemenang lima gelar Liga Champions jadi pesakitan.

Casemiro, top atau flop?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun