Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saya dan Smartphone, Sebuah Cerita

18 Agustus 2022   01:35 Diperbarui: 18 Agustus 2022   01:39 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Smartphone (Kompas.com)

Mereka yang sangat pelit mungkin akan bilang ini pemborosan. Tapi, orang kadang lupa menyadari, cepatnya pembaruan teknologi pada sistem operasi ponsel pintar punya satu sisi negatif, yakni masa edar (ideal) yang relatif pendek, dan harga yang terjun bebas.

Sekali berakhir jadi rongsokan, habislah sudah. Andai masih ada yang mau beli, kita hanya bisa bersyukur.

Salah satu penyebabnya, update aplikasi rutin ternyata memakan cukup banyak memori. Ada sedikit demi sedikit penambahan ukuran aplikasi, yang jika diakumulasi dalam waktu lama, akan membuat ukurannya bertambah cukup banyak.

Akibatnya, sisa memori internal dalam ponsel pintar akan semakin sedikit. Jika dibiarkan saja, ini akan mengganggu kinerja ponsel. Jadi, perlu ada upgrade, tanpa harus menunggu mati total.

Perpisahan memang jadi satu kepastian. Maka, sebelum akhirnya harus berpisah, pilihannya tinggal apakah perpisahan itu baik-baik atau tidak.

Dalam kasus saya, saya memilih berpisah saat kondisinya masih baik-baik saja, dengan harga jual yang masih layak, untuk jenis dan ukuran memorinya.

Patokannya sederhana, jika generasi sistem operasi ponsel kita lebih tua empat generasi di atas generasi terbaru, itu adalah waktu ideal berganti ponsel. Kecuali, jika ponsel kita mendapatkan jatah update otomatis sistem operasi sebanyak 2-4 generasi, karena kelebihan itu bisa membantu masa edar ponsel jadi lebih lama.

Penyebabnya, setelah tahun kelima atau masuk tahun keenam, perangkat dengan sistem operasi generasi senior kadang kurang kompatibel untuk update aplikasi di Google Playstore atau platform sejenis.

Jujur saja, belajar dari pengalaman saya dulu, jika ponsel lama dijual dalam kondisi mati total atau sistem operasinya sudah tidak kompatibel sama sekali, rasanya tidak mengenakan, karena ada sedikit rasa bersalah.

Dulu, bisa menggunakan barang elektronik, termasuk gadget, sampai jadi rongsokan mungkin akan jadi satu kebanggaan tersendiri. Tapi, dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi, pandangan ini bisa jadi semakin tidak relevan.

Menariknya, dari pengalaman ini, saya justru diajak untuk belajar, bisa mengakhiri dalam kondisi masih baik ternyata jauh lebih melegakan, daripada berakhir dalam kondisi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Karena, apa yang dimulai baik-baik bisa selesai juga secara baik-baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun