Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menikmati Sajian "Pressing Football" ala PSS Sleman

6 Agustus 2022   12:56 Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:58 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PSS Sleman, menampilkan strategi "pressing football" di Liga 1 musim ini (Kompas.com)

Bicara soal performa tim di Liga 1 musim ini, sebenarnya masih terlalu dini, karena kompetisi baru menapak pertandingan ketiga. Belum terlihat jelas gambaran pacuan yang terjadi, karena biasanya baru mulai terlihat di sepertiga putaran, atau antara pertandingan ke 10 sampai 12.

Kalau yang dibahas adalah gaya main tim, ada satu tim yang cukup menarik perhatian, yakni PSS Sleman. Sekali lagi, ini tentang gaya main, bukan performa berdasarkan hasil akhir.

Maklum, berdasarkan hasil akhir, performa Laskar Sembada masih belum optimal. Dua kali imbang dan satu kali kalah dari tiga pertandingan, termasuk hasil imbang tanpa gol di kandang Arema FC, Jumat, (5/8).

Dalam hal mencetak gol dan kebobolan, catatan performa Dave Mustaine dkk juga masih belum maksimal. Meski mencetak empat gol, mereka sudah kebobolan lima kali.

Tapi, di luar catatan kurang bagus itu, gaya main mereka menunjukkan sisi positif. Ada nyali untuk bermain terbuka, yang dilengkapi dengan taktik terukur: pressing ketat saat kehilangan bola, dan transisi cepat saat menyerang maupun bertahan.

Ada juga proses membangun serangan dari bawah, yang kadang juga melibatkan kiper. Sesuatu yang masih jarang diterapkan di sepak bola nasional.

Meski lambat, progres mereka juga terlihat. Setelah kalah tipis 1-2 atas PSM Makassar di laga perdana, tim asuhan Seto Nurdiyantoro ini mampu membuat comeback saat bermain imbang 3-3 di markas RANS Nusantara FC dan menahan imbang Arema FC tanpa gol di depan ribuan Aremania.

Ada determinasi tinggi, yang dipadu dengan pendekatan taktis cukup cerdas di tim ini. Dalam artian, Tim Super Elja bermain ngotot, tanpa menghilangkan kebebasan untuk berkreasi, dan berusaha tetap proaktif.

Jadi, wajar kalau mereka hampir selalu bisa memberi perlawanan alot tiap kali bertanding. Bukan kejutan juga kalau pada Piala Presiden lalu, tim kesayangan Slemania dan BCS ini mampu melaju ke semifinal, karena mereka memang bermain terorganisir.

Soal kreativitas permainan, tim berkostum khas hijau ini kebetulan punya Ze Valente sebagai motor serangan. Kemampuan individunya cukup oke, karena dilengkapi dengan kecepatan dan kecerdasan di atas rata-rata.

Selain pemain asal Portugal itu, mereka juga punya dua senjata rahasia dari Papua, yakni Boaz Solossa dan Todd Rivaldo Ferre, yang masing-masing punya pengalaman dan kecepatan mumpuni.

Duet beda generasi ini kerap dimainkan sebagai pemain pengganti, dengan harapan bisa menambah daya gedor. Ada juga Tallysson Duarte, bek tengah yang sudah mencetak sepasang gol.

Tapi, di luar kelebihan yang sudah ada, PSS Sleman masih tampak kedodoran di akhir babak, dan agak lambat panas di awal. Kedua masalah ini membuat lini belakang mereka rawan dibobol, meski daya serang mereka lumayan bagus.

Tentu saja, masalah daya tahan ini masih wajar, karena masih jadi masalah umum di Indonesia. Masih ada waktu untuk diperbaiki dan disempurnakan.

Tapi, karena intensitas permainannya tergolong tinggi, dan jadwal kompetisinya cukup padat, rotasi pemain dan variasi taktik perlu rutin dimainkan.

Supaya, tim tidak kedodoran dan kehabisan bensin terlalu cepat, karena diterpa masalah cedera pemain akibat kelelahan. Masih ada 31 pertandingan liga plus ajang Piala Indonesia yang harus dijalani.

Soal variasi taktik, salah satu yang bisa mulai coba dilakukan adalah mengubah formasi starter dan pola pergantian pemain, tergantung lawannya. Strategi pergantian yang ada sekarang sudah cukup bagus, tapi perlu ada variasi, supaya tidak mudah diantisipasi lawan.

Variasi ini bisa menghadirkan efek kejut, yang seharusnya bisa berdampak positif, seperti halnya kehadiran "supersub" dari bangku cadangan.

Terlepas dari kekurangan yang ada, sajian "Pressing Football" ala PSS Sleman ini layak diapresiasi, karena mampu menghadirkan dimensi taktik modern di sepak bola nasional.

Meski lambat, proses yang sudah berjalan mulai menampakkan progres positif, yang tentu saja akan membuat grafik performa Tim Super Elang Jawa meningkat.

Dengan target manajemen klub yang cukup realistis, yakni finis di posisi sepuluh besar ada ruang lebih untuk tim bisa berkembang, karena tekanan yang ada masih dalam batas wajar.

Jika semuanya berjalan lancar, rasanya finis di posisi sepuluh besar bisa dicapai, bahkan dilampaui. Minimal, PSS tidak perlu menunggu sampai pekan-pekan akhir untuk lolos dari degradasi.

Selebihnya, mari kita nikmati sajian "Pressing Football" versi kearifan lokal dari PSS Sleman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun