Di bursa transfer musim panas 2022, ada banyak transfer yang cukup menyita perhatian. Mulai dari kedatangan Erling Haaland dan Darwin Nunez ke Liga Inggris, kedatangan Sadio Mane ke Bundesliga Jerman, sampai kepulangan Romelu Lukaku ke Liga Italia.
Tapi, diantara semua cerita yang ada, transfer Kasper Schmeichel ke OGC Nice, Kamis (4/8) menjadi satu kejutan yang cukup menarik. Maklum, kiper Timnas Denmark ini terbilang awet di Leicester City, bahkan relatif sepi dari gosip.
Sejak bergabung pada tahun 2011, jebolan akademi Manchester City ini sudah mencatat hampir 500 penampilan. Dirinya juga jadi bagian di momen-momen penting Si Rubah.
Momen itu sendiri terbentang dalam rentang waktu cukup panjang. Mulai dari saat promosi ke kasta tertinggi di tahun 2014, membuat dongeng saat juara Liga Inggris musim 2015/2016, juara Piala FA musim 2020/2021 dan juara Community Shield 2021.
Boleh dibilang, pemain berusia 35 tahun ini ada dalam susah dan senang bersama Leicester. Tapi, memasuki tahun terakhir kontraknya di King Power Stadium, tampaknya ia sudah melihat, inilah saatnya menjajal tantangan baru.
Kasusnya kurang lebih sama dengan Sadio Mane, yang memilih pindah ke Bayern Munich, karena ingin mencoba tantangan baru, memasuki tahun terakhir kontraknya bersama Liverpool.
Meski kedua klub tidak menyebutkan nilai transfer dan durasi kontrak putra Peter Schmeichel ini, pakar transfer Fabrizio Romano menyebut, OGC Nice mengontraknya selama tiga tahun, dengan ongkos transfer 1 juta pounds.
Eks pemain Leeds United ini diplot sebagai pengganti Walter Benitez yang pergi ke PSV Eindhoven. Musim lalu, kiper asal Argentina ini menjadi kiper utama, kala eks klub Mario Balotelli ini finis di posisi lima besar Ligue 1.
Meski terbilang mengejutkan, transfer Kasper Schmeichel ini menjadi satu bukti keseriusan Nice dalam menghadapi musim depan. Kebetulan, selain tampil di Ligue 1, Les Aiglons juga akan tampil di UEFA Europa Conference League.
Jadi, wajar kalau mereka butuh tambahan pemain berpengalaman seperti Schmeichel. Menariknya, pergerakan klub penghuni Stadion Allianz Riviera di bursa transfer musim panas ini juga terlihat cukup lincah, meski anggaran belanjanya cukup terbatas.
Selain Schmeichel, tim berkostum Merah-Hitam ini juga mendatangkan Aaron Ramsey secara gratis. Sebelumnya, eks pemain Arsenal itu dilepas gratis oleh Juventus, meski kontraknya masih tersisa setahun.
Lucien Favre sebagai pengganti.
Di pos pelatih, klub masa muda Hugo Lloris (kiper andalan Tottenham Hotspur dan Timnas Prancis) juga melakukan pergantian yang cukup menarik. Setelah ditinggal Christophe Galtier ke PSG, mereka mendatangkanPelatih asal Swiss ini dipandang sebagai sosok ideal, karena sudah berpengalaman di liga top Eropa. Tiga klub Bundesliga Jerman, yakni Hertha Berlin, Borussia Moenchengladbach dan Borussia Dortmund pernah dipolesnya.
Selain itu, Nice juga bukan klub baru baginya, karena pernah ditangani pada  tahun 2016-2018. Jadi, bisa dibilang keputusan manajemen Nice menarik Favre adalah satu langkah aman.
Meski singkat dan tidak punya modal belanja besar, periode pertamanya di Nice terbilang sukses, karena klub berhasil dibawanya finis di posisi tiga besar Ligue 1, sehingga lolos ke kualifikasi Liga Champions.
Kala itu, Mario Balotelli dan Dante (eks pemain Bayern Munich dan Timnas Brasil) menjadi pilar tim yang cukup bersinar.
Secara permainan, sepak bola menyerang ala Favre juga cukup enak dilihat. Meski tidak bertabur bintang seperti PSG, Nice kala itu berani bermain terbuka dan dinamis.
Di sisi lain, transfer Kasper Schmeichel ini juga jadi indikasi menarik, karena memperkuat "image" Nice sebagai "tim kuda hitam" Ligue 1 musim depan.
Materi pemainnya mungkin tak sementereng PSG, dan modal transfernya relatif ekonomis, tapi langkah mereka sangat terukur. Ada perpaduan antara pengalaman pemain senior dan pemain muda yang ingin coba diwujudkan.
Terbukti, selain Ramsey dan Schmeichel, rata-rata pemain yang didatangkan OGC Nice musim panas ini berusia 23 tahun ke bawah.
Mereka adalah Marcin Bulka (23 tahun, kiper dari PSG), Alexis Beka Beka (21 tahun, gelandang bertahan dari Lokomotiv Moscow), Rares Ille (19 tahun, gelandang serang dari Rapid Bucuresti), Mattia Viti (20 tahun, bek tengah dari Empoli) dan Badredine Bouanani (17 tahun, gelandang serang dari Lille).
Perpaduan ini jadi semakin menarik, karena dipadukan juga dengan pengeluaran belanja yang cukup masuk akal. Dari ketujuh transfer itu, mereka total hanya mengeluarkan biaya 33 juta euro.Â
Sebuah jumlah yang cukup menarik, khususnya di saat nilai transfer pemain akhir-akhir ini begitu tinggi. Boleh dibilang, ini adalah bukti manuver gesit Nice di bursa transfer musim panas.
Dengan transfer Kasper Schmeichel dan perekrutan Lucien Favre sebagai "simbol"nya, jika semua berjalan lancar, bukan kejutan kalau Nice akan jadi tim kejutan lagi di Ligue 1 musim depan. Minimal, mereka bisa jadi penantang tiket Eropa seperti musim lalu.
Mampukah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H