Dengan demikian, cerita suram seperti yang terjadi di Serbia, Polandia dan Slovakia tak akan terulang lagi di masa depan.
Di sisi lain, cerita berliku Witan Sulaeman di Eropa seharusnya juga bisa jadi masukan buat PSSI, untuk makin serius membenahi tata kelola sepak bola nasional.
Jika tidak, pemain Indonesia akan terus kesulitan berkembang di negara sendiri, dan akan semakin kesulitan, saat dikontrak klub dari liga-liga Eropa.
Jangankan masuk klub top, mendapat kesempatan bermain di klub papan bawah saja sulit sekali. Paling mentok, mereka hanya akan jadi alat promosi klub untuk menggaet fans Indonesia. Padahal, mereka adalah pesepakbola, bukan model jersey atau bintang iklan klub. Miris!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H