Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jalan Berliku Witan Sulaeman di Eropa

27 Juli 2022   13:21 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:25 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain asal Indonesia, Witan Sulaeman, resmi dilepas klub Eropa Lechia Gdanks pada Rabu (27/7/2022). Sumber: Leichia Gdanks

Bicara soal pemain sepak bola Indonesia, tidak banyak dari mereka yang bisa bermain di klub Eropa, dan lebih sedikit lagi dari mereka, yang bisa bermain di tiga negara Eropa berbeda. Kasus langka ini kebetulan terjadi pada Witan Sulaeman, bintang Timnas Indonesia.

Catatan karier Eropa pemain asal Palu ini cukup menarik, karena pernah memperkuat klub liga Serbia, Polandia dan Slovakia. Meski begitu, perjalanannya cukup berliku.

Pemain berkaki kidal ini pertama kali mendarat di Eropa, saat dikontrak Radnik Surdulica, klub kasta tertinggi Liga Serbia. Dengan reputasi Liga Serbia yang cukup bagus dalam hal mengorbitkan pemain muda, ada harapan kalau langkah ini bisa jadi batu loncatan menuju liga top Eropa.

Tapi, menit bermain Witan di Serbia cukup terbatas. Sejak bergabung di awal tahun 2020, pemain jebolan SKO Ragunan hanya bermain lima kali dengan total 111 menit bermain, sebelum akhirnya memutuskan hengkang di akhir musim 2020-2021.

Karir pemain yang diageni Dusan Bogdanovic (Serbia) masih berlanjut di Eropa, setelah Lechia Gdansk mendatangkannya di penghujung bursa transfer musim panas 2021. Secercah harapan sempat muncul di sini, meski terselip juga keraguan, karena kiprah Egy Maulana Vikri di klub ini jauh panggang dari api.

Ternyata, situasi Egy di klub liga Ekstraklasa Polandia ini dialami juga oleh Witan, bahkan dengan cerita sedikit lebih muram. Selama paruh pertama musim 2021-2022, kesempatan bermain di tim utama tak didapat barang semenit pun.

Situasi ini membuat Lechia lalu meminjamkan Witan ke FK Senica, klub yang juga diperkuat Egy Maulana Vikri hingga akhir musim 2021-2022. Dengan harapan, pemain lincah ini bisa mendapat banyak menit bermain dan lebih berkembang.

Di klub kasta tertinggi Liga Slovakia itu, sebenarnya kesempatan bermain yang didapat pemain kelahiran 8 Oktober 2001 ini cukup banyak, karena mampu mencatat selusin penampilan. Bukan cuma itu, empat gol, masing-masing sepasang di liga dan piala domestik, juga berhasil dicetaknya.

Witan Sulaeman, dilepas Lechia Gdansk tak sampai setahun setelah didatangkan (Bolasport.com)
Witan Sulaeman, dilepas Lechia Gdansk tak sampai setahun setelah didatangkan (Bolasport.com)

Terlepas dari situasi pelik klub, yang sampai membuat SFZ (PSSI-nya Slovakia) mencabut lisensi dan mencoret mereka dari liga, grafik performa Witan di sana menghadirkan secercah harapan.

Dengan kontraknya yang masih tersisa setahun, minimal ada kesempatan untuk bermain. Kalau bukan di Lechia Gdansk, bisa juga kembali menjalani masa pinjaman.

Sayang, nasib apes kembali dialami eks pemain PSIM Yogyakarta ini, saat kembali ke Polandia. Diawali dari namanya yang tak masuk daftar pemain untuk ajang UEFA Europa Conference League, kiprah Witan Sulaeman di klub kota pelabuhan itu akhirnya benar-benar tamat, setelah Si Hijau Putih secara resmi mengumumkan kontraknya diakhiri lebih awal, Rabu (27/7).

Apa boleh buat, pemain berjuluk Baby Shark ini akhirnya harus hengkang, tanpa mencatat satupun penampilan di tim utama Lechia Gdansk. Sebuah situasi yang membuat warganet Indonesia ramai-ramai meng-unfollow akun media sosial klub.

Dengan demikian muncul beragam kemungkinan, antara masih lanjut di Eropa, pindah ke liga Jepang atau Korea Selatan, atau pulang ke Indonesia.

Untuk lanjut di Eropa, kemungkinan ini masih terbuka, karena namanya masuk radar transfer Wisla Krakow (klub kasta kedua Liga Polandia) bersama Egy Maulana Vikri.

Kemungkinan lain, ia akan sekali lagi dibantu Dusan Bogdanovic, sang agen, dengan tujuan negara lain di Eropa, khususnya Eropa Timur. Sama seperti saat membawanya ke Serbia dulu, setelah setahun sebelumnya membawa Egy Maulana Vikri ke Lechia Gdansk.

Jika ternyata ada kesempatan lain di luar Eropa, Jepang bisa menjadi satu tujuan potensial. Kebetulan, Bogdanovic juga merupakan agen Pratama Arhan, pemain Timnas Indonesia yang kini bermain di Tokyo Verdy, klub kasta kedua Liga Jepang.

Faktor lain yang juga bisa membantu Witan Sulaeman menemukan klub baru di luar negeri adalah keberadaan Shin Tae-yong di kursi pelatih Timnas Indonesia.

Dengan koneksinya yang kuat di Korea Selatan, tak sulit untuknya merekomendasikan. Situasinya seperti saat membantu Asnawi Mangkualam, yang bermain di Ansan Greeners, klub kasta kedua Liga Korea Selatan sejak setahun terakhir.

Dengan usianya yang masih 21 tahun, masih ada kemampuan yang bisa dikembangkan dari seorang Witan Sulaeman, supaya bisa menjadi lebih baik lagi, baik dalam hal olah bola maupun taktik.

Tapi, belajar dari pengalaman Eropanya sejauh ini, Witan dan agennya harus memastikan, klub yang nantinya dipilih bisa memberi ruang berkembang, sehingga bisa mendapat banyak kesempatan bermain, dan sehat secara finansial.

Dengan demikian, cerita suram seperti yang terjadi di Serbia, Polandia dan Slovakia tak akan terulang lagi di masa depan.

Di sisi lain, cerita berliku Witan Sulaeman di Eropa seharusnya juga bisa jadi masukan buat PSSI, untuk makin serius membenahi tata kelola sepak bola nasional.

Jika tidak, pemain Indonesia akan terus kesulitan berkembang di negara sendiri, dan akan semakin kesulitan, saat dikontrak klub dari liga-liga Eropa.

Jangankan masuk klub top, mendapat kesempatan bermain di klub papan bawah saja sulit sekali. Paling mentok, mereka hanya akan jadi alat promosi klub untuk menggaet fans Indonesia. Padahal, mereka adalah pesepakbola, bukan model jersey atau bintang iklan klub. Miris!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun