Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Petualangan Unik Takefusa Kubo di La Liga Spanyol

19 Juli 2022   13:06 Diperbarui: 19 Juli 2022   13:07 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takefusa Kubo, malang-melintang di La Liga Spanyol (Goal.com)

Di sepak bola Eropa, tak banyak pemain asal Asia yang bisa berpetualang di beberapa klub dalam satu liga, khususnya jika liga itu termasuk dalam kategori liga top Eropa. Salah satu pemain yang beruntung bisa mendapat pengalaman itu adalah Takefusa Kubo.

Pemain asal Jepang ini mencatat pengalaman unik di La Liga Spanyol, karena sudah berpetualang di beberapa klub di sana, bahkan sejak level junior.

Kisah Kubo dan klub negeri Matador dimulai sejak tahun 2011, kala dirinya bergabung dengan akademi La Masia milik Barcelona, setelah sebelumnya memperkuat akademi Tokyo Verdy dan Kawasaki Frontale.

Bersama Ansu Fati yang kini memperkuat tim senior Barcelona, pemain kelahiran 4 Juni 2001 ini dipandang punya prospek cerah. Bahkan, julukan "Messi dari Jepang" pun sempat disandang, karena kemampuan olah bolanya tergolong istimewa.

Sayang, kiprahnya di La Masia terpaksa harus berakhir dini tahun 2015. Penyebabnya, Barca mendapat sanksi FIFA akibat merekrut pemain asing di bawah umur secara ilegal.

Akademi La Masia pun dibubarkan sementara, dan para pemain (khususnya dari luar Spanyol) terpaksa dilepas. Kalaupun bertahan, mereka dijatuhi larangan bermain di Barcelona sampai usianya genap 18 tahun.

Selain Kubo, ada Lee Seung Woo (Korea Selatan) yang sempat mencicipi akademi La Masia dan dijuluki "Messi dari Korea Selatan", tapi juga terdampak sanksi FIFA yang dijatuhkan kepada Barcelona.

Berbeda dengan Kubo, pemain yang kini berusia 24 tahun itu sempat membuat debut di tim B dan menjalani kiprah singkat di liga Italia, Belgia dan Portugal, sebelum akhirnya pulang ke Korea Selatan dan membela Suwon FC tahun 2022.

Kembali ke Kubo. Setelah dilepas Barca, ia berlabuh di FC Tokyo pada tahun 2015, dan langsung berkembang pesat di sana.

Terbukti, debut di tim senior di kasta tertinggi Liga Jepang sudah dibuat saat usianya belum genap 16 tahun tahun 2017. Di tahun yang sama, namanya juga masuk daftar skuad Timnas Jepang di Piala Dunia U-20, sebelum akhirnya ikut ambil bagian dalam kampanye Samurai Biru di Copa America 2019.

Progres ini rupanya menarik minat Real Madrid. Los Blancos lalu merekrutnya pada musim panas 2019 dengan ikatan kontrak lima tahun. Di sinilah petualangan uniknya di Spanyol kembali berlanjut.

Pada awalnya, pemain yang sudah mencetak satu gol di Timnas senior Jepang ini sempat didaftarkan sebagai pemain tim junior dan ikut tur pramusim klub. Tapi, melihat potensinya yang besar, El Real lalu meminjamkannya ke Real Mallorca sepanjang musim 2019-2020.

Bersama Los Piratas, torehan 4 gol dari 36 penampilan, termasuk satu penampilan di Copa Del Rey berhasil dicatatnya. Sebuah awal cukup bagus di musim yang sempat rehat cukup lama akibat pandemi.

Belakangan, di klub asal wilayah kepulauan Ballearic ini jugalah, satu periode pinjaman lain yang cukup sukses kembali dijalani, tepatnya pada musim 2021-2022. Total, 2 gol dari 31 penampilan berhasil dicatatnya.

Perkembangan ini membuat Los Merengues lalu meminjamkannya lagi ke klub La Liga lainnya. Kali ini, giliran Villareal yang mengamankan tenaga sang pemain.

Hanya saja, berbeda dengan musim sebelumnya, kiprah eks pemain Yokohama Marinos ini di musim 2020-2021 sedikit diwarnai turbulensi.

Meski mencatat total 19 penampilan lintas ajang dan satu gol di Liga Europa bersama Tim Kapal Selam Kuning, Kubo terpaksa harus kembali pindah di pertengahan musim, karena tidak mendapat cukup banyak kesempatan tampil sebagai starter.

Kali ini, giliran Getafe yang mengamankan tenaganya. Di sana, 18 penampilan dan satu golnya membantu klub asal kota Madrid itu lolos dari degradasi di akhir musim.

Beruntung, meski penuh turbulensi di klub, sinarnya tetap terang bersama Timnas Jepang di Olimpiade 2020. Tiga gol yang dicetaknya membantu tim lolos ke semifinal, untuk pertama kalinya sejak Olimpiade 2012.

Seusai menjalani periode pinjaman kedua di Real Mallorca, petualangan Takefusa Kubo di La Liga Spanyol sendiri dipastikan masih akan berlanjut di musim 2022-2023. Kali ini, giliran Real Sociedad jadi pelabuhan selanjutnya.

Berbeda dengan musim-musim sebelumnya, kali ini Real Madrid melepas separuh hak kepemilikan Kubo kepada Real Sociedad dengan ongkos 6.5 juta euro, Senin (18/7) lalu, dengan menyelipkan opsi pembelian kembali. Skemanya kurang lebih mirip dengan transfer "kepemilikan bersama" ala klub Liga Italia.

Transfer ini tergolong tidak biasa di Spanyol, tapi cukup bisa dipahami. La Liga pun tampak tak mempersoalkan, karena ini juga menyangkut kepentingan lebih besar.

Maklum, selain karena potensi besar si pemain dan usianya yang masih 21 tahun, ada pertimbangan bisnis, dalam hal ini kepentingan untuk menjangkau pasar Asia yang ingin diwujudkan kedua klub dan La Liga.

Di sisi lain, kepindahan Takefusa Kubo ke klub asal Basque itu akan menguntungkan buatnya, karena La Real akan bermain di Liga Europa.

Dengan sudah dekatnya Piala Dunia 2022, kesempatan untuk terbang ke Qatar sudah pasti terbuka, jika mendapat cukup kesempatan bermain.

Menariknya, kepindahan Take Kubo ke Real Sociedad telah menjadikannya seorang pemain petualang asal Asia di Liga Spanyol dalam usia yang relatif muda.

Setelah awal yang "sad ending" di akademi Barcelona, periode naik-turun di Villareal dan Getafe, dan dua periode bagus di Real Mallorca, Real Sociedad bisa saja menjadi batu loncatan selanjutnya.

Jika kiprahnya di Spanyol masih saja awet, sekalipun nantinya harus kembali berpindah klub, seharusnya ini bisa jadi pelajaran berharga buat pemain Asia, termasuk Indonesia, untuk berani "go abroad" bahkan sejak masih level junior. Khususnya, jika kualitas kompetisi belum ada perbaikan berarti.

Pada kasus Kubo, ini terbukti mampu menempanya secara teknis dan mental, sehingga di usia masih muda, ia sudah mencatat 18 penampilan di Timnas Jepang, setelah sebelumnya tampil di berbagai kelompok umur sejak level U-16. Sebuah manfaat yang pada akhirnya bisa berdampak positif bagi tim nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun