Tidak semua orang bisa menulis lebih dari satu artikel setiap hari. Kalau ada saran untuk mulai menulis 2-3 artikel sehari, kita perlu melihat, diri kita sudah mampu melakukannya secara konsisten atau belum, dimulai dari satu artikel sehari.
Kalau sudah, tinggal kita lihat kita siap atau belum. Kalau siap, jangan lupa untuk mengukur sampai dimana batasnya, supaya saat rasa jenuh karena kehabisan ide datang, kita masih bisa lanjut, seperti air mengalir, tidak berhenti total.
Karena berproses jadi kunci, maka penting untuk menjaga kontinuitas, karena inilah yang membuat kemampuan menulis terus terasah tajam.
Soal jumlah tulisannya, kita hanya perlu fokus pada diri sendiri. Tidak perlu selalu harus mengikuti ritme orang lain, cukup jadi diri sendiri, sekalipun beda sudut pandang.
Dengan begitu, sudut pandang yang dihadirkan bisa lebih kaya, sekalipun topiknya sama. Inilah yang paling dibutuhkan pembaca, sehingga mereka dapat menemukan gambaran utuh.
Pada akhirnya, karena menulis adalah satu proses yang melibatkan kita dan diri kita sendiri, ada baiknya kita mulai menemukan dan mengenal siapa diri kita.
Bukan berarti anti kritik dan saran, tapi supaya kita tidak terombang-ambing dengan "kata orang". Ini menjadi semakin relevan, karena di era kekinian ada begitu banyak informasi beredar dengan cepat.
Jika terus terombang-ambing dan akhirnya justru kandas, mereka yang terus saja mengombang-ambing dan merecoki belum tentu akan menolong, bahkan ada yang mempersalahkan, karena dianggap tak mau menerima masukan.Â
Akibatnya, kita tak akan pernah mencapai satu tujuan utama menulis, yakni "menemukan diri".