Selain Egy, ada nama-nama pemain kunci macam Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Saddil Ramdani, dan Rachmat Irianto. Berkat "kegagalan" meraih trofi Piala AFF di level junior, sebagian dari mereka "selamat" dari sorotan berlebih, dan mampu berkembang.
Terbukti, mereka mampu menembus Timnas Indonesia senior, menjadi pemain reguler di klub, bahkan ada yang bermain di Eropa. Di Timnas senior, mereka juga sukses membantu Tim Garuda tampil di Piala Asia 2023, setelah terakhir tampil di edisi 2007.
Jadi, kalau dibilang sukses atau tidak, Timnas U-19 generasi Egy justru cukup sukses, karena bisa mencapai titik tujuan: mencatat prestasi di Timnas Indonesia senior dan masih bisa berkembang.
Andai di Piala Asia nanti mereka bisa menembus fase gugur, catatan "sukses" mereka akan semakin valid, karena sudah mampu mencatat sejarah: lolos ke fase gugur Piala Asia untuk pertama kali sepanjang sejarah.
Jadi, ketika Piala AFF U-19 2022 bergulir, saya justru lebih khawatir dengan ekspektasi tinggi publik sepak bola nasional, dan media, ketimbang performa tim. Soal progres, itu sudah sedikit terlihat dari mulai adanya skema permainan jelas.
Mulai dari "pressing" sampai "build up" dari bawah, semua sudah mulai dibiasakan, meski masih ada kekurangan di sana-sini. Masalahnya, progres ini masih terbilang lambat, karena kompetisi usia muda di Indonesia masih belum bergulir kembali secara reguler.
Ditambah lagi, program latihan antara Timnas Indonesia dan klub masih belum sinkron. Apa boleh buat, kemajuan yang sejauh ini sudah dicapai justru agak tersendat. Buktinya, masalah mendasar seperti teknik operan bola saja masih rutin disorot Shin Tae-yong.
Berangkat dari semua masalah ini, akan lebih tepat jika Marselino Ferdinan dkk tidak perlu dibebani target juara. Kalaupun bisa juara, itu bonus.
Penyebabnya, Piala AFF U-19 kali ini hanya satu langkah persiapan menuju kualifikasi Piala Asia U-19 bulan September mendatang. Kalau lolos, Piala Asia U-20 dan Piala Dunia U-20 sudah menunggu bulan Maret dan Juni tahun depan.
Jadi, supaya tidak kehabisan bensin terlalu cepat, sebaiknya tim ini dibiarkan berprogres dulu, tanpa dibebani target muluk. Jadi, mereka bisa berkembang dan lebih fokus.