Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menyoal Ekspektasi Tinggi untuk Timnas U-19

8 Juli 2022   13:17 Diperbarui: 9 Juli 2022   03:07 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas U19 Indonesia saat jumpa Brunei pada laga lanjutan Grup A Piala AFF U19 2022 yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (4/7/2022).|KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Gelaran turnamen Piala AFF U-19 2022 menghadirkan antusiasme besar bagi masyarakat, khususnya publik sepak bola nasional. Tak ketinggalan, media pun ikut memberi sorotan tajam seperti biasa.

Semua paduan ini seperti jadi rutinitas, setiap kali Tim Garuda main. Entah senior atau junior, harapannya kurang lebih sama: juara.

Meski prediksi yang ada kadang lebih tepat disebut sebagai ekspektasi, animo suporter yang selalu tinggi membuat semua ekspektasi terlihat masuk akal.
Masalahnya, kalau harapan sebesar itu sudah dibebankan pada tim junior, harapan itu layak dipertanyakan.

Penyebabnya, esensi kompetisi usia muda bukanlah untuk "menjadi juara", tapi untuk berkembang lewat pengalaman bertanding di lapangan. Jadi, kalaupun bisa juara, itu bonus, karena harapan setinggi itu adalah porsi tim nasional senior.

Menjadi juara di turnamen junior sebenarnya bukan hal buruk, karena justru menjadi bukti kalau pemain di tim itu punya prospek menjanjikan. Satu-satunya masalah datang, ketika pujian yang ada justru bisa merusak, karena para pemain dibuat mabuk kepayang.

Akibatnya, mereka terlanjur dibuat puas diri dan layu sebelum berkembang. Banyak dari anggota tim juara ini yang menghilang saat naik tingkat ke tim senior.

Pada masa lalu, ini sempat terjadi di Timnas U-19 angkatan Evan Dimas Darmono, Timnas U-16 angkatan Ernando Ari dan Timnas U-22 angkatan Marinus Wanewar. Kedua tim ini sempat dielu-elukan karena juara Piala AFF, tapi justru menurun setelahnya.

Memang, ada yang sempat masuk ke Timnas senior, tapi tak banyak yang bertahan, terutama setelah pelatih Shin Tae-yong merombak total materi Tim Garuda. Praktis, tak banyak nama yang tersisa di tim ini sekarang.

Kalaupun masih ada, itu antara lain tinggal Evan Dimas, yang terakhir ambil bagian di Piala AFF tahun 2021 lalu dan Ernando Ari Sutaryadi, yang tampil bergantian dengan Nadeo Argawinata di pos penjaga gawang.

Nama-nama jebolan Timnas U-19 yang masih eksis di Timnas Indonesia senior saat ini, justru banyak datang dari generasi Egy Maulana Vikri yang "hanya" meraih perunggu di Piala AFF junior, tapi justru mampu menembus perempat final Piala Asia U-19.

Selain Egy, ada nama-nama pemain kunci macam Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Saddil Ramdani, dan Rachmat Irianto. Berkat "kegagalan" meraih trofi Piala AFF di level junior, sebagian dari mereka "selamat" dari sorotan berlebih, dan mampu berkembang.

Terbukti, mereka mampu menembus Timnas Indonesia senior, menjadi pemain reguler di klub, bahkan ada yang bermain di Eropa. Di Timnas senior, mereka juga sukses membantu Tim Garuda tampil di Piala Asia 2023, setelah terakhir tampil di edisi 2007.

Jadi, kalau dibilang sukses atau tidak, Timnas U-19 generasi Egy justru cukup sukses, karena bisa mencapai titik tujuan: mencatat prestasi di Timnas Indonesia senior dan masih bisa berkembang.

Andai di Piala Asia nanti mereka bisa menembus fase gugur, catatan "sukses" mereka akan semakin valid, karena sudah mampu mencatat sejarah: lolos ke fase gugur Piala Asia untuk pertama kali sepanjang sejarah.

Aksi Ronaldo Kwateh di Piala AFF U-19 2022 (Tribunnews.com)
Aksi Ronaldo Kwateh di Piala AFF U-19 2022 (Tribunnews.com)

Jadi, ketika Piala AFF U-19 2022 bergulir, saya justru lebih khawatir dengan ekspektasi tinggi publik sepak bola nasional, dan media, ketimbang performa tim. Soal progres, itu sudah sedikit terlihat dari mulai adanya skema permainan jelas.

Mulai dari "pressing" sampai "build up" dari bawah, semua sudah mulai dibiasakan, meski masih ada kekurangan di sana-sini. Masalahnya, progres ini masih terbilang lambat, karena kompetisi usia muda di Indonesia masih belum bergulir kembali secara reguler.

Ditambah lagi, program latihan antara Timnas Indonesia dan klub masih belum sinkron. Apa boleh buat, kemajuan yang sejauh ini sudah dicapai justru agak tersendat. Buktinya, masalah mendasar seperti teknik operan bola saja masih rutin disorot Shin Tae-yong.

Berangkat dari semua masalah ini, akan lebih tepat jika Marselino Ferdinan dkk tidak perlu dibebani target juara. Kalaupun bisa juara, itu bonus.

Penyebabnya, Piala AFF U-19 kali ini hanya satu langkah persiapan menuju kualifikasi Piala Asia U-19 bulan September mendatang. Kalau lolos, Piala Asia U-20 dan Piala Dunia U-20 sudah menunggu bulan Maret dan Juni tahun depan.

Jadi, supaya tidak kehabisan bensin terlalu cepat, sebaiknya tim ini dibiarkan berprogres dulu, tanpa dibebani target muluk. Jadi, mereka bisa berkembang dan lebih fokus.

Hasilnya, performa tim bisa lebih baik. Soal prestasi, itu urusan nanti. Untuk level Piala Asia dan Piala Dunia level junior, lolos ke fase gugur saja sudah cukup bagus.

Selebihnya, tinggal bagaimana generasi jebolan Piala Dunia U-20 ini berprogres di level usia senior, karena inilah tujuan akhir pembinaan pemain muda. Indikator sukses atau tidaknya suatu generasi di tim nasional bukan dilihat dari berapa banyak trofi di level junior, tapi seberapa sukses mereka saat sudah menjadi anggota tim senior.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun