Tapi, dari perjalanannya di Manchester United dan Juventus sejauh ini, ada dua wajah berbeda, yang sukses ditampilkan Pogba di dua klub itu.
Di Juventus, kita benar-benar melihatnya sebagai seorang pesepak bola, sementara di Old Trafford, kita diajak melihat versi selebritis darinya. Ironisnya, versi pesepak bolanya justru konsisten dihadirkan di Timnas Prancis, bahkan sejak level junior.
Dengan semakin dekatnya Piala Dunia 2022, absensi MU, dan kelolosan Juve di ajang Liga Champions musim depan, keputusan pergi gelandang pemilik tendangan geledek ini memang masuk akal.
Selain untuk mengamankan satu spot ke Qatar lewat penampilan di kompetisi level tertinggi, ada reputasi yang ingin coba diperbaikinya. Maklum, seiring kesuksesan di Rusia dulu, nama Pogba belakangan mulai jadi "benchmark" untuk gelandang tengah berbakat di Prancis.
Terbukti, pada awal kemunculannya, pemain-pemain macam Aurelien Tchouameini dan Eduardo Camavinga (Real Madrid) sama-sama memiliki sebutan "Paul Pogba Baru".
Jadi, bukan kejutan kalau di Allianz Stadium nanti Pogba akan terlihat lebih nyaman ketimbang di Inggris. Karena, ia akan berusaha kembali menampilkan sisi pesepakbolanya, di tempat yang pernah jadi zona nyaman.
Kalau itu kembali terjadi seperti sedekade silam, namanya mungkin akan terpatri dalam ingatan kolektif Manchester United dan Manchunian, sebagai salah satu memori kurang mengenakkan, kalau bukan blunder termahal dalam sejarah klub.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H