Perkembangan Si Gurita juga semakin pesat, setelah membantu Si Nyonya Tua lolos ke final Liga Champions musim 2014/2015, disusul peran integral kala membantu Timnas Prancis lolos ke final Euro 2016.
Dengan sederet prestasi dan performa mentereng di klub maupun negaranya, wajar jika harganya meroket tinggi. Tak tanggung-tanggung, Manchester United sampai harus memecahkan rekor transfer termahal dunia, saat memulangkannya dari Turin dengan ongkos transfer 89 juta pounds.
Memang, sekembalinya ke Manchester, gelandang elegan ini langsung meraih trofi Piala Liga Inggris, Liga Europa, dan Community Shield di tahun pertamanya. Tapi, kontroversi demi kontroversi muncul di periode keduanya bersama Setan Merah.
Hasilnya, para Manchunian justru kerap dibuat frustrasi oleh pemain termahal mereka. Apalagi, setelah Il Polpo justru tampil oke, ketika membantu Timnas Prancis juara Piala Dunia 2018
Rentetan cedera, inkonsistensi, dan tingkah nyentrik telah membuatnya berbeda total dengan saat masih di Juventus atau saat berseragam Timnas Prancis. Kekacauan itu semakin sempurna, berkat pemberitaan gila-gilaan khas media Inggris.
Gawatnya, dibanding mencetak gol atau assist, pemain nomor punggung 6 ini justru lebih produktif dalam hal membuat konten viral di media sosial, atau berganti gaya rambut.
Apa boleh buat, Pogba pun jadi pesakitan. Gajinya yang mencapai angka 290 ribu pounds sepekan jadi satu beban berat. Alih-alih disebut pesepak bola, label selebriti lebih pas untuknya, karena selama periode kedua di MU, aktivitas keartisan di luar lapangan justru lebih banyak ketimbang bermain sepak bola di lapangan hijau.
Bayangan suram itu makin sempurna, karena pemain asal Prancis ini tak bisa berbuat banyak saat performa tim memble sepanjang musim 2021/2022. Secara mengenaskan, rival sekota Manchester City itu gagal lolos ke Liga Champions musim depan.
Makanya, bukan kejutan kalau manajemen United akhirnya enggan memperpanjang kontrak sang bintang. Begitu juga saat si pemain memutuskan pindah lagi secara gratis ke Juventus per 1 Juli mendatang, seperti sedekade lalu.
Tapi, kontroversi belakangan kembali muncul, karena pemain bernama lengkap Paul Labile Pogba ini merilis seri dokumenter pribadi bertajuk "The Pogmentary" yang dinilai terlalu bias. Seri besutan Amazon Prime itu justru terkesan menampilkan sisi angkuh sang pemain secara gamblang.
Alhasil, Manchunian pun marah dan mengkritiknya habis-habisan. Sebuah akhir kurang mengenakkan, dari seorang pemain bintang yang pada awalnya disambut bak superstar.