Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Di Balik Manuver Kalem Newcastle United

22 Juni 2022   14:23 Diperbarui: 25 Juni 2022   10:28 3400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Newcastle United dan Eddie Howe, masih kalem di bursa transfer (sportslifetale.com/Getty Images)

Bicara soal klub kaya baru, Newcastle United tentu masuk daftar. Maklum, saham mayoritas mereka dimiliki Public Investment Fund (PIF), perusahaan investasi asal Arab Saudi milik Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota kerajaan Arab Saudi.

Sebagai informasi, kekayaan sang pangeran sendiri ditaksir mencapai 320 miliar poundsterling. Angka ini jauh melebihi kekayaan Sheikh Mansour (bos Manchester City, 15 miliar pounds) dan Nasser Al Khelaifi (bos PSG, 6 miliar pounds), dua "penggede" asal Timur Tengah yang sudah lebih dulu eksis di  sepak bola Eropa.

Makanya, ketika bursa transfer Januari 2022 bergulir, The Toon Army bisa langsung aktif berbenah.

Hasilnya, pemain bidikan klub elit Eropa macam Bruno Guimaraes (Brasil) dan Kieran Trippier (Inggris) langsung diboyong dari Olympique Lyon dan Atletico Madrid. Di pos pelatih, nama Eddie Howe (eks pelatih Bournemouth) yang sempat disebut sebagai salah satu pelatih lokal terbaik di Inggris pun datang menggantikan Steve Bruce.

Perombakan ini terbukti sukses di akhir musim. Miguel Almiron dkk yang sebelumnya sempat terjebak di zona merah sukses lolos dari jerat degradasi, dan finis di posisi 11 klasemen akhir Liga Inggris.

Tapi, di bursa transfer musim panas ini, manuver belanja Newcastle masih terlihat kalem.

Meski ada banyak rumor transfer beredar, baru nama Matt Targett yang sudah diresmikan sebagai pemain baru dengan ongkos 15 juta pounds. Bek kiri lulusan akademi Southampton ini dipermanenkan, setelah sebelumnya tampil baik sebagai pemain pinjaman dari Aston Villa.

Tiga nama lagi, yakni Nick Pope (Burnley), Sven Botman (Lille), dan Hugo Ekitike (Reims) masih dalam tahap negosiasi lanjutan. Nama pertama belakangan diresmikan Jumat (24/6) lalu, dengan harga relatif terjangkau, yakni 10 juta pounds, karena Burnley terdegradasi musim lalu.

Ini jadi satu anomali yang cukup mengherankan. Maklum, klub kaya baru biasanya sangat jor-joran dalam berbelanja.

Sheikh Mansour dan Nasser Al Khelaifi saja berani jor-joran. Apalagi, kalau kekayaan bosnya jauh lebih besar  seperti sang Pangeran Arab Saudi.

Seharusnya begitu, tapi aktivitas belanja The Magpies nyatanya masih kalem. Penyebabnya, manajemen baru klub sedang berusaha menstabilkan dulu kondisi keuangan klub, sebelum akhirnya sibuk berbelanja.

Alasannya bukan karena si pemilik sedang pelit, tapi klub harus berusaha untuk tetap mentaati aturan Financial Fair Play (FFP) UEFA, termasuk dalam hal neraca keuangan dan sponsorship.

Seperti diketahui, sejak PSG dan Manchester City belakangan kerap menggila di bursa transfer, aturan ini jadi terasa sangat ketat, untuk klub kaya baru seperti Newcastle United.

Ditambah lagi, akibat transfer Neymar dari Barcelona ke PSG seharga 222 juta euro tahun 2017 silam, standar harga pasar pemain jadi naik tajam. Seperti kena inflasi saja.

Dengan situasi Newcastle United yang hanya finis di papan tengah klasemen akhir Liga Inggris musim lalu, sorotan tajam pasti akan langsung datang, sekali mereka berani belanja gila-gilaan. Kalau ternyata menyalahi aturan, ancaman sanksi berat siap menanti.

Karenanya, wajar kalau tim asuhan Eddie Howe ini terlihat sangat santai. Ada target tinggi, tapi untuk jangka panjang, bukan instan.

Jadi, untuk saat ini, setelah misi "lolos degradasi" tuntas, tampaknya "stabil di papan tengah" akan jadi target berikutnya. Tentu saja, dengan level performa yang diharapkan bisa meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Setelah cukup kuat, barulah posisi papan atas bahkan trofi juara akan dikejar habis-habisan. Di sini, pemain bintang kelas satu baru akan berdatangan ke St James Park.

Untuk ukuran klub dengan pemilik sekaya itu, pendekatan ini mungkin tidak biasa. Tapi, apa yang sedang terjadi di Newcastle United ini adalah satu hal positif.

Mereka punya orientasi jangka panjang yang sehat dan tidak merusak. Jika mau konsisten menekuni proses ini, mereka tidak akan dibenci klub lain, sekalipun pemiliknya adalah orang superkaya.

Maklum, tim rival bebuyutan Sunderland ini tumbuh secara wajar, dan mau berproses untuk mencapai hasil di masa depan. Selebihnya, tinggal kita tunggu, berapa lama proses ini akan berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun