Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Startup, Masih Layakkah Jadi Pilihan?

3 Juni 2022   12:37 Diperbarui: 4 Juni 2022   04:05 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyebut jangka panjang, karena usia kerja rata-rata memang panjang. Dengan rentang usia pensiun rata-rata 55-60 tahun, ada rentang waktu 30-40 tahun untuk seseorang berkarier sebelum menikmati hari tua. 

Inilah yang kurang diperhatikan oleh pelaku usaha rintisan, terutama di unit usaha dengan tingkat frekuensi pergantian karyawan cukup sering. Masih belum ada pemikiran jangka panjang di sini, jadi agak diragukan aspek keberlanjutannya.

Satu kesalahan fatal lain yang biasa muncul adalah, suntikan dana dari investor ini kadang digunakan pelaku usaha rintisan untuk hal-hal kurang produktif, seperti gaya hidup bos yang hedonis dan konsumtif.

Gaya hidup ini bisa jadi masalah, jika para pegawai "dipaksa" mengikuti arus dengan biaya sendiri, misalnya dengan alasan "demi membangun image positif perusahaan".

Apa boleh buat, mereka terpaksa menerapkan asas "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" karena terbawa arus dengan sang bos. Akibatnya, para pegawai ini jadi terlalu konsumtif.

Mereka repot-repot membayar cicilan tagihan belanja tiap bulan, untuk makanan atau barang mahal yang seharusnya tidak perlu mereka beli. Terlewat sedikit saja, bisa repot urusannya. Apalagi kalau ada yang sampai terjerat pinjol ilegal.

Memang, gaji dan kerja keras mereka adalah sesuatu yang produktif, tapi jika itu malah habis, bahkan minus, hanya untuk menunjang konsumerisme, berarti ada pemiskinan sistematis di sini.

Dalam kondisi normal, mungkin semua akan baik-baik saja. Meskipun kinerja bisnis memble, valuasi bisa terus menggelembung karena rutin disuntik dana melimpah.

Tapi, ketika suntikan itu macet, habislah sudah. Kinerja bisnis yang jelek akan membuat gelembung valuasi meledak dan membuahkan PHK massal.

Situasi ini sebenarnya wajar, karena dari awal logikanya sudah terbalik: bukan produk atau jasa yang dibangun untuk menghasilkan cuan, sehingga bisa membangun kepercayaan konsumen dan investor, tapi suntikan dana investor sebanyak-banyaknya.

Saya menyebut ini terbalik, karena suntikan dana investor sebenarnya adalah utang perusahaan. Investor bukan kasih ibu yang "hanya memberi tak harap kembali".
Kurang lebih sama seperti meminjam uang di bank. Ada jatuh tempo dan bunga yang harus dibayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun