Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Dua "Remontada"

4 Mei 2022   06:55 Diperbarui: 4 Mei 2022   07:02 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi gol Fabinho (nomor punggung 3) ke gawang Villareal (Tribunnews.com)

Jordan Henderson dkk mampu menaikkan level permainan, dan memaksa Villareal bangun dari mimpi indah di babak pertama. Hasilnya, tiga gol lewat aksi Fabinho, Luis Diaz, dan Sadio Mane berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-3.

Babak kedua benar-benar jadi satu mimpi buruk buat The Yellow Submarine, karena mereka terlihat sangat kewalahan menghadapi gelombang serangan tim tamu. Torpedo yang sempat ditembakkan di babak pertama, ternyata dibayar tunai lawan, hingga membuat mereka karam.

Villareal memang mampu mencetak gol di menit kritis babak pertama, tapi tiga gol balasan Liverpool di babak kedua mampu menjadi pukulan telak.

Maklum, ketiganya hadir dalam tempo hanya 12 menit, masing-masing di menit ke 62, 67, dan 74. Praktis, pertandingan sebenarnya sudah "selesai" di menit ke 74, atau setelah Mane mencetak gol.

Nestapa makin lengkap buat tim berseragam khas warna kuning itu, setelah Capoue yang tampil cemerlang di babak pertama, justru menjadi pesakitan di akhir babak kedua.

Eks pemain Tottenham Hotspur itu dikartu merah wasit di menit ke 85, setelah melanggar Curtis Jones. Sebuah penutup sempurna, dari malam ironis Villareal di rumah sendiri.

Meski akhirnya harus angkat koper, kiprah Villarreal di Liga Champions musim ini sudah berhasil menghadirkan kejutan luar biasa.

Dengan modal tim seadanya, mereka mampu menenggelamkan tim sekelas Juventus dan Bayern Munich, juga sempat mengejutkan Liverpool di babak semifinal, khususnya pada babak pertama leg kedua.

Tapi, Liverpool ternyata berada di level yang berbeda. Meski dikejutkan, mereka mampu membalas, sebuah mentalitas yang sangat tangguh, dan memang jadi senjata rahasia.

Dalam perjalanan ke final Liga Champions musim ini, ketangguhan itu setidaknya terlihat, dari catatan impresif Jordan Henderson dkk di partai tandang. Sejak fase grup hingga semifinal, mereka selalu menang di kandang lawan.

Tentu saja, ini adalah satu perwujudan dari "Mentalitas Monster" yang selama ini sudah dibangun Juergen Klopp di Anfield. Inilah yang membuat Liverpool terlihat tangguh, dan mampu melewati masa sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun