Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Persija Ketagihan Pelatih Eropa

23 April 2022   16:07 Diperbarui: 23 April 2022   16:11 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kompetisi Liga 1 Indonesia usai, banyak tim yang sibuk berbenah, salah satunya Persija Jakarta. Pada Sabtu (23/4) mereka mengumumkan nama Thomas Doll sebagai pelatih baru.

Meski namanya kurang familiar di mata publik sepak bola nasional, Doll tercatat pernah mengunjungi Indonesia tahun 2007. Kala itu, ia masih menangani Borussia Dortmund, dan mendampingi Mladen Petric dkk, di sebuah pertandingan persahabatan melawan Timnas Indonesia asuhan Benny Dollo.

Di luar pengalaman itu, pelatih asal Jerman ini diketahui pernah melatih Al Hilal, klub Arab Saudi. Jadi, benua Asia bukan tempat asing baginya.

Pengalaman melatihnya juga terbilang cukup banyak, karena pernah melatih Borussia Dortmund, Hannover, dan Hamburg SV. Di klub yang disebut terakhir, ia tercatat pernah melatih tim junior dan senior, antara tahun 2001-2007, dengan meraih satu trofi Piala Intertoto (saat ini setara UEFA Europa Conference League) dan lolos ke Liga Champions.

Di luar Jerman, pendahulu Juergen Klopp di Dortmund ini juga pernah melatih Genclerbirligi (Turki), APOEL Nicosia (Siprus) dan meraih sejumlah trofi domestik di Ferencvaros (Hongaria).

Jadi, ada paduan menarik antara pengalaman melatih tim muda, dengan pengalaman melatih tim senior di beberapa negara. Bukan cuma itu, Doll juga bisa memadukan pengalaman ini dengan kiprahnya semasa bermain.

Soal karir bermain, pelatih berusia 56 tahun ini punya catatan cukup bagus. Dirinya pernah bermain di Bundesliga Jerman bersama Hamburg SV dan Eintracht Frankfurt, plus menjajal liga Italia bersama Lazio dan Bari.

Jadi, ada satu paket unik, yang bisa ditawarkan dari pelatih satu ini kepada Persija: pengalaman melatih dan bermain yang cukup kaya, dan taktik gaya Jerman. Kebetulan taktik ala Jerman sedang jadi satu tren taktik sepak bola kekinian.

Kelebihan ini rupanya coba dimanfaatkan manajemen Tim Macan Kemayoran, dengan menjadikannya pelatih sekaligus manajer tim. Mirip seperti sebuah tim sepak bola modern.

Dengan pengalaman yang dimilikinya, wajar jika Persija tertarik mengontraknya selama semusim. Menariknya, Doll adalah pelatih Eropa kedua beruntun dalam dua musim terakhir, yang dikontrak klub ibukota. Seperti ketagihan saja.

Musim lalu, tim kesayangan The Jakmania ini juga mengontrak pelatih Eropa, yakni Angelo Alessio. Pelatih asal Italia itu bahkan punya catatan CV lebih mentereng, karena pernah menjadi asisten pelatih Antonio Conte (saat ini melatih Tottenham Hotspur) di Juventus, Timnas Italia, dan Chelsea.

Hanya saja, kiprah sang Italiano di Jakarta berakhir muram. Skuad yang tipis, ditambah badai cedera membuat performa tim jeblok.

Ditambah lagi, para pemain tampak kebingungan dengan perubahan taktik cepat sang pelatih, ketika ada perubahan situasi. Tentu saja, ini hal biasa di Eropa dan sepak bola modern pada umumnya. Masalahnya, ini belum sepenuhnya jadi kebiasaan di Liga Indonesia.

Pengalaman inilah, yang sepertinya jadi pertimbangan manajemen Persija, sebelum akhirnya menunjuk Doll sebagai pelatih baru.

Masalahnya, dengan profilnya sebagai mantan pelatih klub raksasa Bundesliga Jerman, ekspektasi tinggi hampir pasti ada. Padahal, komposisi tim saat ini bahkan belum lengkap, karena banyak pemain dan ofisial yang dilepas.

Maka, perlu waktu lebih untuk bisa melengkapi komposisi pemain dan tim pelatih, sebelum mempersiapkannya lebih lanjut secara fisik. Terutama, jika Doll memang ingin menerapkan sistem permainan gaya Jerman.

Persiapan fisik menjadi krusial, karena, sistem permainan gaya Jerman membutuhkan kondisi fisik prima. Otomatis, akan ada latihan fisik tanpa bola cukup keras, sebelum akhirnya berlatih dengan bola.

Sebagai contoh, di Liverpool, kesiapan dan persiapan fisik, yang menjadi bagian dasar dari persiapan pra-musim tim, sebelum akhirnya berlatih dengan bola, sehingga anak asuh Juergen Klopp bisa tampil trengginas di lapangan.

Di satu sisi, kesadaran manajemen Persija soal tren taktik sepak bola kekinian layak diapresiasi, karena mereka sudah menyadari, perlunya mengikuti tren kekinian. Tapi, seharusnya mereka juga perlu melihat, apakah tim ini siap atau tidak, mulai dari aspek mendasar.

Jika aspek mendasar ini bisa dijalankan dengan baik, dengan didukung jumlah pemain yang tidak pas-pasan, seharusnya Persija bisa lebih baik di musim baru.

Masalahnya, jika dari dasarnya saja sudah kacau, lanjutannya pasti akan ikut kacau, karena ini adalah serangkaian sistem yang saling berhubungan.

Pastinya, manajemen klub dan suporter akan berharap, seorang Thomas Doll bukan Angelo Alessio jilid dua, tapi, untuk mewujudkannya, mereka harus memastikan, semuanya bisa berjalan dengan lancar sejak awal. Minimal, gangguan-gangguan yang sifatnya kurang penting bisa diminimalkan.

Jika tidak, siapapun pelatihnya, sekalipun itu sekaliber Pep Guardiola, Juergen Klopp atau Jose Mourinho, hasilnya akan tetap sama saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun