Musim lalu, tim kesayangan The Jakmania ini juga mengontrak pelatih Eropa, yakni Angelo Alessio. Pelatih asal Italia itu bahkan punya catatan CV lebih mentereng, karena pernah menjadi asisten pelatih Antonio Conte (saat ini melatih Tottenham Hotspur) di Juventus, Timnas Italia, dan Chelsea.
Hanya saja, kiprah sang Italiano di Jakarta berakhir muram. Skuad yang tipis, ditambah badai cedera membuat performa tim jeblok.
Ditambah lagi, para pemain tampak kebingungan dengan perubahan taktik cepat sang pelatih, ketika ada perubahan situasi. Tentu saja, ini hal biasa di Eropa dan sepak bola modern pada umumnya. Masalahnya, ini belum sepenuhnya jadi kebiasaan di Liga Indonesia.
Pengalaman inilah, yang sepertinya jadi pertimbangan manajemen Persija, sebelum akhirnya menunjuk Doll sebagai pelatih baru.
Masalahnya, dengan profilnya sebagai mantan pelatih klub raksasa Bundesliga Jerman, ekspektasi tinggi hampir pasti ada. Padahal, komposisi tim saat ini bahkan belum lengkap, karena banyak pemain dan ofisial yang dilepas.
Maka, perlu waktu lebih untuk bisa melengkapi komposisi pemain dan tim pelatih, sebelum mempersiapkannya lebih lanjut secara fisik. Terutama, jika Doll memang ingin menerapkan sistem permainan gaya Jerman.
Persiapan fisik menjadi krusial, karena, sistem permainan gaya Jerman membutuhkan kondisi fisik prima. Otomatis, akan ada latihan fisik tanpa bola cukup keras, sebelum akhirnya berlatih dengan bola.
Sebagai contoh, di Liverpool, kesiapan dan persiapan fisik, yang menjadi bagian dasar dari persiapan pra-musim tim, sebelum akhirnya berlatih dengan bola, sehingga anak asuh Juergen Klopp bisa tampil trengginas di lapangan.
Di satu sisi, kesadaran manajemen Persija soal tren taktik sepak bola kekinian layak diapresiasi, karena mereka sudah menyadari, perlunya mengikuti tren kekinian. Tapi, seharusnya mereka juga perlu melihat, apakah tim ini siap atau tidak, mulai dari aspek mendasar.
Jika aspek mendasar ini bisa dijalankan dengan baik, dengan didukung jumlah pemain yang tidak pas-pasan, seharusnya Persija bisa lebih baik di musim baru.
Masalahnya, jika dari dasarnya saja sudah kacau, lanjutannya pasti akan ikut kacau, karena ini adalah serangkaian sistem yang saling berhubungan.