Tentunya, ini tren positif, tapi, berhubung mereka juga masih bersaing di Piala FA dan Liga Inggris, ada saat dimana mereka perlu mengatur nafas, salah satunya dengan mendapat satu hasil negatif, saat posisi tim relatif aman.
Jadi, ada kesempatan untuk memperkuat lagi rasa lapar dalam tim, sehingga bisa tancap gas di fase krusial. Inilah kebiasaan umum tim-tim besar yang terbiasa bersaing meraih trofi.
Mereka tahu kapan harus tancap gas, dan kapan harus mengatur laju pergerakan, supaya tidak lepas kendali dan kolaps akibat rem blong.
Di sisi lain, meski akhirnya harus angkat koper di Liga Champions, kemenangan di Anfield bisa menjadi satu momentum positif berikutnya buat La Beneamata, yang akan fokus ke kompetisi domestik.
Kebetulan, di pacuan Scudetto Serie A musim ini ada balapan ketat, antara Inter Milan, AC Milan, dan Napoli. Ada juga Juventus yang pelan tapi pasti semakin membaik.
Bukan cuma itu, Nerazzurri juga masih bertarung di semifinal Coppa Italia melawan AC Milan. Jika mampu menjaga momentum positif, rasanya bukan cuma Supercoppa Italiana yang bisa diboyong ke Milano.
Pertarungan antara Liverpool vs Inter Milan memang sudah usai. Tapi, apa yang mereka tampilkan sekali lagi menunjukkan, mengapa Liga Champions selalu menarik untuk disimak.
Karena, selain ada kualitas secara taktik dan teknik, ada juga seni dalam membangun dan mempertahankan momentum positif, sambil sesekali memanfaatkan situasi buruk di kubu lawan. Sebuah kualitas paket lengkap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H