Menariknya, dari 15 gol itu, 4 diantaranya hadir dari Fabino, seorang gelandang jangkar. Jumlah ini lebih banyak dari pemain lini serang macam Diogo Jota (3 gol) Alex Oxlade-Chamberlain, dan Takumi Minamino (2 gol).
Situasi semakin terlihat bagus, karena pemain muda macam Kaide Gordon turut mencetak gol, begitu juga dengan Harvey Elliott yang baru saja pulih dari cedera engkel.
Jadi, ada kedalaman kualitas cukup bagus. Apalagi, Luis Diaz yang mencatat debut saat melawan Cardiff City, Minggu (6/2) langsung membuat kesan positif.
Turun sebagai pemain pengganti di babak kedua, pemain asal Kolombia itu mampu mengkreasi assist untuk gol Takumi Minamino.
Dari segi dimensi permainan, pasokan umpan silang duet bek sayap Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold mampu menjadi pembeda. Dari keduanya tercipta total 8 assist, termasuk sepasang assist saat mengalahkan Cardiff.
Di sini, Juergen Klopp mampu menyiasati ketidakhadiran Salah dan Mane dengan sangat cerdik. Karena, selain mampu memaksimalkan materi pemain yang ada di lini depan, kemampuan pemain lini tengah dan belakang pun mampu dimaksimalkan untuk menciptakan gol atau assist.
Alhasil, Liverpool tetap mampu tampil baik dan meraih hasil positif, meski tak diperkuat dua penyerang andalan. Jika diibaratkan sebagai satu ujian, The Anfield Gank sudah lulus dengan nilai sangat memuaskan.
Kini, dengan berakhirnya Piala Afrika 2022, ada satu tantangan menarik buat Klopp, yakni memadukan Salah dan Mane, ke dalam skema permainan yang sudah berjalan selama mereka absen.
Mampukah The Kop menjaga tren positif?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H