Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Melihat Masalah di Lini Depan Timnas Indonesia

29 Januari 2022   22:43 Diperbarui: 31 Januari 2022   01:20 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangannya simpel, yang penting tim bisa konsisten mencetak gol, dan mendapat hasil positif.

Formasi tanpa striker murni juga sukses diterapkan Pep Guardiola di Manchester City. Meski ditinggal Sergio Aguero musim panas lalu, City tetap mampu tampil trengginas dan melaju kencang di Liga Inggris.

Pep Guardiola sendiri dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan peran "false nine" alias "nomor 9 palsu" di Barcelona, dengan Lionel Messi sebagai bintangnya.

Untuk contoh "pemain nomor 9" bertipikal "target man" yang masih eksis, kita bisa melihat Olivier Giroud sebagai contoh sukses. Di Piala Dunia 2018, pemain AC Milan ini memang tak pernah mencetak gol.

Tapi, keandalannya dalam membuka ruang bagi Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann membuat perannya krusial. Berkat ruang terbuka yang dibuatnya, Mbappe dan Griezmann mampu menjadi motor serangan Les Bleus kala berjaya di Rusia. Keduanya sama-sama moncer dalam mencetak gol dan assist, sekalipun bukan "pemain nomor 9" tulen.

Kalau melihat statistik gol Giroud di Rusia, mungkin orang akan melihatnya sebagai "penyerang yang melempem", tapi jika melihat dampaknya buat tim dan perannya secara taktis, Giroud adalah pemain yang sukses menjadi seorang "target man". Bahkan, muncul istilah peran "penyerang defensif" berkat penampilan bagus Giroud di Rusia.

Cerita sukses trio Firmino-Mane-Salah, Manchester City, dan Giroud bisa hadir, karena Timnas Prancis dan Liverpool punya sistem bermain yang jelas, dengan cara pandang cukup simpel soal "pemain nomor 9": sekalipun tidak rutin mencetak gol, keberadaan mereka bisa membuat pemain lain mampu leluasa membuat gol.

Dua kasus ini, seharusnya bisa menjadi contoh yang bisa ditiru Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.

Opsinya simpel: jika mau bermain dalam tempo cepat dengan pressing ketat, maka, pelatih asal Korea Selatan itu tinggal mencari pemain cepat yang mampu membuka ruang tembak buat rekan-rekannya.

Jika mau bermain dalam tempo lambat atau sedang, maka, eks pelatih Timnas Korea Selatan itu tinggal mencari penyerang yang unggul secara postur, atau setidaknya pintar dalam menarik perhatian bek lawan.

Tidak perlu ada beban untuk rutin mencetak gol, yang penting aliran gol tim tetap lancar. Sederhana saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun