Ternyata tidak.
Alih-alih sering bermain, apalagi mencetak gol atau assist, pemenang Piala Dunia 2018 ini justru lebih sering masuk ruang perawatan akibat cedera, sebagian besar karena cedera otot. Pada awal tahun 2022 saja, ia harus kembali absen karena terinfeksi virus Corona.
Situasi Dembele di Barcelona menjadi satu cerita muram, di satu fase yang tampak suram. Penyebabnya, mereka harus mengeluarkan dana ratusan juta euro, lengkap dengan paket gaji mewah, hanya untuk seorang pemain langganan cedera. BPJS saja tak akan sampai semurah hati ini.
Dengan riwayat cedera yang dimilikinya, plus kondisi keuangan Barca akhir-akhir ini, Dembele sudah terlihat seperti kucing dalam karung. Akan sedikit aneh kalau ia sampai berani minta naik gaji di penawaran kontrak barunya.
Masalahnya, itulah yang terjadi. Negosiasi perpanjangan kontrak yang sudah berlangsung sejak musim panas terlanjur buntu, akibat tak ada kata sepakat soal besaran gaji.
Apa boleh buat, manajemen Barca lalu memutuskan untuk menjual Dembele di bursa transfer Januari, demi mencegahnya pergi secara gratis.
Bukan cuma itu, pemain berdarah Mali ini juga dicoret dari tim, saat tim asuhan Xavi Hernandez kalah 2-3 dari Athletic Bilbao di ajang Copa Del Rey. Manajemen klub juga menyebutnya akan pergi di bulan Januari.
Tindakan sepihak ini memang sempat dikritik AFE (Asosiasi Pesepakbola Spanyol) karena Dembele sebetulnya masih terikat kontrak dengan Barca.
Tapi, berhubung Dembele masih dalam masa karantina, dan bursa transfer sebentar lagi tutup, rasanya protes ini hanya akan jadi angin lalu, terutama jika Dembele akhirnya harus pindah.
Jika akhirnya benar-benar pindah dari Barcelona, mungkin ini akan jadi akhir mimpi buruk bagi kedua belah pihak. Dembele bisa lepas dari mimpi buruk soal cedera, sementara Barcelona terlepas dari beban gaji besar.
Tentunya, ini akan jadi petualangan baru buat sang penyerang, karena dirinya akan hengkang dari Spanyol. Seperti diketahui, Juventus, Bayern Munich dan sejumlah klub Liga Inggris masih berminat.