Oke, Timnas Indonesia memang  menjadi runner-up di Piala AFF untuk keenam kalinya. Tapi, apa yang sudah dilakukan PSSI saat kompetisi vakum selama setahun?
Hampir tidak ada. Kompetisi junior (yang sebenarnya kurang digarap serius) juga masih belum jelas kelanjutannya. Padahal, kompetisi nasional dan pembinaan usia muda adalah kunci terbentuknya tim nasional.
Semakin bagus kompetisi dan pembinaan usia mudanya, semakin bagus juga tim nasional yang dihasilkan, karena pemain-pemain yang ada memang berkualitas bagus.
Sayangnya, masalah ini seperti luput dari pengamatan sang anggota Exco PSSI. Entah apa yang dipikirkannya, karena hal-hal fundamental ini malah dilupakan.
Jangan lupa, respon publik sepak bola nasional terhadap aksi Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 sangat positif. Mereka menyadari, capaian Runner-up keenam ini adalah satu prestasi, karena hadir dalam kondisi serba tak ideal.
Sudah ada juga pergeseran pandangan, dari yang sebelumnya hanya instan, menjadi mulai menyadari pentingnya proses untuk mencapai hasil, khususnya dalam olahraga, yang memang membutuhkan fondasi kuat untuk berprestasi.
Dengan sudah adanya kesadaran publik sepak bola nasional, seharusnya, Exco PSSI (dan semua pihak terkait) bisa lebih fokus untuk berprogres pada apa yang saat ini sedang dijalani, dan menjalankan tugas sebagaimana mestinya, kecuali jika masih ingin sepak bola nasional terus tertinggal.
Bukankah mie instan yang lezat pun tetap harus dimasak sampai matang sebelum siap dimakan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H