Pria yang cukup fasih berbahasa Indonesia ini ikut memberikan sejumlah informasi tambahan, dalam sudut pandangnya sebagai orang Nepal. Dari sini, sesi tanya jawab yang ada jadi semakin relevan, karena ada sekilas gambaran umum tentang beragamnya suku dan bahasa lokal di Nepal.
Uniknya, ada perspektif lokal dari orang Nepal soal ciri khas gunung, yakni bersalju. Kalau tidak bersalju, belum bisa disebut gunung. Ini bisa dimengerti, karena gunung-gunung tertinggi di Nepal umumnya bersalju.
Sebenarnya, setelah acara utama selesai, masih ada rangkaian acara lain, tapi saya dan beberapa teman dari K-JOG memilih pulang setelah acara utama selesai, karena pertimbangan masing-masing.
Tapi, ada dua pesan cukup tegas yang sempat disampaikan di sini. Pertama, jika kita punya keinginan kuat dan mau menekuninya, selalu ada jalan, sekalipun caranya tak terduga. Kedua, perbedaan, misalnya soal warna kulit dan gender adalah suatu keunikan, bukan untuk dipersoalkan.
Pada akhirnya, saya juga perlu berterima kasih, karena suguhan kopi dari Kopi Nepa sudah memberikan tenaga ekstra, yang memampukan saya untuk menuntaskan draf tulisan ini dengan lancar, sebelum akhirnya ditayangkan di pagi hari. Meski tanpa gula, efeknya terbukti ampuh, seperti seorang playmaker jenius di sebuah tim sepak bola.
Cheers!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H