Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Saat Pelatih Senior Menjadi Pelatih "Magang"

28 November 2021   15:43 Diperbarui: 29 November 2021   19:47 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih sepak bola asal Serbia Radomir Antic.| Sumber: AFP/ANDREJ ISAKOVIC via Kompas.com

Bicara soal pos pelatih sementara, tentunya masih lekat dengan kata "darurat". Makanya, ketika klub menunjuk pelatih ad interim, kebanyakan dari mereka adalah asisten atau staf tersisa, dari pelatih sebelumnya.

Umumnya, mereka kurang berpengalaman sebagai pelatih kepala dan hanya diserahi tugas melatih, setidaknya sampai pelatih definitif ditunjuk. Seperti kontrak magang.

Jadi, kasus Ralf Ragnick yang ditunjuk sebagai pelatih sementara Manchester United baru-baru ini, termasuk jarang terjadi. Maklum, pelatih asal Jerman ini sudah berpengalaman, baik sebagai pelatih maupun direktur teknik klub.

Meski minim gelar, Ragnick mendapat banyak respek di Jerman, seperti halnya Marcelo Bielsa di Argentina, karena strategi "gegenpressing" yang dirintisnya. Eks pelatih RB Leipzig ini diketahui merupakan mentor Juergen Klopp dan Thomas Tuchel, dua pelatih Jerman yang sedang bersinar.

Tapi, kasus Ralf Ragnick ini mungkin tergolong normal, karena hanya terjadi dalam satu kali. Pertanyaannya, adakah pelatih berpengalaman yang menjadi pelatih "magang", dalam dua kesempatan atau lebih, tapi tak berlanjut menjadi pelatih tetap?

Ternyata, ada dua sosok pelatih tenar yang pernah menjalani pengalaman unik ini. Nama pertama adalah Radomir Antic dan nama kedua adalah Guus Hiddink.

Radomir Antic dan trofi La Liga dan Copa Del Rey musim 1995/1996 (voi.id)
Radomir Antic dan trofi La Liga dan Copa Del Rey musim 1995/1996 (voi.id)

Pengalaman unik Radomir Antic (1948-2020) terjadi di tiga kesempatan. Kesempatan ini didapat masing-masing dua kali di Atletico Madrid (tahun 1999 dan 2000) dan sekali lagi di Barcelona (2002-2003).

Ikatan pelatih asal Serbia dengan Atletico Madrid sebenarnya cukup romantis. Maklum, eks pelatih Real Madrid ini adalah sosok yang berjasa membawa Atletico Madrid mengawinkan gelar La Liga Spanyol dan Copa Del Rey musim 1995/1996.

Makanya, ketika Los Colchoneros oleng di akhir musim 1998/1999 dan 1999/2000, Antic ditunjuk sebagai "tukang reparasi". Berangkat dari catatan suksesnya dulu, manajemen banyak berharap, eks anak didik Vujadin Boskov ini bisa menjadi solusi perbaikan instan.

Dalam dua kesempatan ini, Los Rojiblancos memang berhasil dibawanya ke babak final Copa Del Rey secara beruntun, tapi performa klub di liga Spanyol cenderung meragukan.

Pada kesempatan pertama, rival sekota Real Madrid memang bisa lolos dari jerat degradasi, tapi tidak di kesempatan kedua. Momen ini jadi satu titik nadir Atletico, sebelum akhirnya mulai bangkit sedekade terakhir bersama Diego Simeone, eks anak didik Antic di Atletico Madrid.

Kesempatan ketiga datang di pertengahan musim 2002-2003. Kala itu, Barcelona menunjuknya sebagai pelatih sementara, menggantikan Louis Van Gaal yang dipecat.

Di bawah komandonya, pemain muda seperti Victor Valdes dan Andres Iniesta diberi kesempatan lebih banyak di tim utama. Tak ketinggalan, Xavi Hernandez (yang kini menjadi pelatih Barcelona) juga disulapnya menjadi gelandang serang, posisi yang lalu identik dengan Xavi sepanjang karirnya.

Hasilnya, Barca yang tersesat di posisi ke 15 saat ia datang, sukses dibawanya finis di posisi keenam klasemen La Liga. Di Liga Champions, Blaugrana melaju sampai ke perempat final, sebelum akhirnya kalah dari Juventus (yang kemudian menjadi finalis) di babak perpanjangan waktu.

Meski tergolong sukses, Barcelona memilih untuk tidak mempermanenkannya sebagai pelatih tetap. Atas saran Johan Cruyff, presiden klub Joan Laporta menunjuk Frank Rijkaard sebagai penggantinya.

Meski berakhir kurang mengenakkan, Antic pergi dari Nou Camp dengan meninggalkan satu catatan unik. Dirinya menjadi pelatih pertama (dan masih satu-satunya) yang pernah melatih Real Madrid, Atletico Madrid, dan Barcelona.

Guus Hiddink dan trofi Piala FA musim 2008/2009 (Express.co.uk)
Guus Hiddink dan trofi Piala FA musim 2008/2009 (Express.co.uk)
Beralih ke Guus Hiddink, pelatih berpengalaman asal Belanda ini juga pernah menjadi pelatih sementara di Chelsea, dalam dua kesempatan berbeda. Kesempatan pertama datang di pertengahan musim 2008-2009, dan yang kedua datang di pertengahan musim 2015-2016.

Di kesempatan pertama, Hiddink datang ke Stamford Bridge sebagai pengganti Luiz Felipe Scolari yang dipecat akibat performa buruk tim. Eks pelatih PSV Eindhoven ini datang sebagai pelatih sementara sampai akhir musim.

Kala itu, sang meneer menjalani rangkap tugas, dengan menjadi pelatih Timnas Rusia. Situasi ini dimungkinkan atas persetujuan RFU (PSSI-nya Rusia) yang salah satu penyokong dananya adalah Roman Abramovich, yang notabene merupakan pemilik Chelsea.

Hasilnya, Si Biru sukses dibawanya finis di posisi papan atas klasemen Liga Inggris dan semifinal Liga Champions. Periode pertamanya di London berakhir manis, dengan torehan satu trofi Piala FA di akhir musim.

Hiddink sekali lagi datang ke klub London sebagai "tukang reparasi". Kali ini, ia datang menggantikan Jose Mourinho.

Hasilnya, Chelsea yang sempat tersesat di papan bawah klasemen Liga Inggris, sukses dibawanya finis di posisi sepuluh besar klasemen akhir.

Melihat pengalaman panjang Antic dan Hiddink sebagai menjadi pelatih sementara dalam keadaan darurat sampai lebih dari sekali, jelas tidak biasa. Tapi, pelatih berpengalaman seperti mereka memang bisa jadi alternatif solusi perbaikan instan, karena sudah terbukti dan teruji oleh waktu.

Mungkin, inilah yang membuat Manchester United bergerak mengontrak Ralf Ragnick.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun